Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Garis Takdir Mempertemukan Kita

17 Mei 2019   10:41 Diperbarui: 17 Mei 2019   11:05 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebegitu bencinya engkau pada malam, melebihi sayangku pada sang rembulan. Ribuan bintang yang sedang asyik berdendang, seakan teriakan makian di sekujur kelam. Begitu yang engkau maknai, tidak seperti itu yang ku yakini

kita mesti hidup dalam kotak yang sama, menghirup udara aroma cendana yang menurutmu tidak bermakna. Engkau memandang sunyi adalah menyiksa, padahal bagiku itu adalah bagian dari bahagia

Engkau dan aku menyatu dalam rasa yang berbeda, menghitung pergantian hari dengan arti yang tak pernah sama. membolak balikan segala kenangan yang pernah di lalui,kadang engkau tertawa ketika ku sengsara,kadang aku merasa bahagia walau aku tahu engkau menderita

kita tertawa bersama walau itu sengsara dan bahagia, diam dan bicara ketika waktu tak mampu menjarak-kan makna. Kita akan tetap seperti ini selamanya, karena garis takdir telah mempertemukan kita, selamanya

Bagan batu 17 mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun