Mohon tunggu...
JUWITA WIDIYAWATI
JUWITA WIDIYAWATI Mohon Tunggu... Guru - guru bahasa indonesia di MTs Minhadlululum trimulyo

Seorang ibu dari 3 orang anak, hobi saya ingin terus berkembang dalam hal apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Semiotika dalam Kumpulan Kata Mutiara Mario Teguh

8 Desember 2022   17:47 Diperbarui: 8 Desember 2022   18:08 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Simbol dalam kata-kata seringkali dengan mudah keluar dari konteksnya, dan hampir selalu berhubungan dengan kata-kata lainnya.Perlu dicatat, bahwa manusia seringkali mampu memahami sesuatu konsep, tanpa harus melihat langsung atau mengalaminya.Misalkan ketika membicarakan Es dan Salju. Kita di wilayah tropis yang tidak pernah melihat hujan salju atau hujan es, dapat memahami apa yang dimaksud dengan kata itu. Ini karena adakata lain yang dapat menjelaskan sifat dari kata yang dimaksud, misalnya Es dan Salju berkaitan dengan kata sifat, Dingin atau Membeku.

Di sinilah kekuatan utama simbol yang diciptakan manusia. Ketika manusia sudah memiliki perbendaharaan kata indeksial yang kuat, dengan mudah ia dapat mengembangkan kata tertentu sebagai simbol. Dengan cara menemukan analogi atau hubungan yang masuk akal, kita bisa menggunakan suatu kata sebagai simbol yang sebenarnya keluar dari konteks kata yang sebenarnya. Misalnya, kata Meledak, kemudian digunakan juga untuk orang yang sedang marah besar.Padahal, kata meledak berhubungan secara indeksial dengan bahan peledak seperti bom.Begitupun dalam bahasa visual.

Gambar-gambar tertentu kemudian dengan mudah dapat menjadi simbol terhadap makna tertentu.Berlian misalnya, sebagai mineral yang erat hubungannya dengan perhiasan, yang kemudian juga menjadi simbol keabadian. Pemaknaan ini terjadi karena berlian dianggap sangat keras, tak akan lekang dimakan waktu, juga dalam berbagai cuaca. Hanya manusia yang mampu menggunakan simbol, karena binatang akan menggunakan pemaknaan secara indexial, sesuai insting yang mereka miliki.

Raharja  (2014: 4-5) mengemukakan sebagai berikut.

  • Ikon
  • Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya. Di dalam ikon hubungan antara penanda dan petanda-nya memiliki kesamaan dalam beberapa kualitas.Suatu peta atau lukisan bisa dikatakan sebagai ikon karena memiliki kemiripan rupa dengan objeknya. Contoh rambu- rambu lalu lintas seperti "Pelan-pelan, banyak anak-anak!" dan "Awas, tikungan tajam!".
  • Indeks
  • Indeks merupakan tanda yang memiliki keterikatan eksistensi terhadap petandanya atau objeknya atau sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan penandanya. Di dalam indeks, hubungan antara penanda dengan petandanya bersifat nyata dan aktual. Misalnya tanda panah menunjukkan ke kiri dibawahnya bertuliskan "MAGELANG 30 KM" adalah indeks bahwa ke kiri 30 kilometer lagi adalah kota Magelang.
  • Simbol
  • Simbol merupakan tanda yang bersifat konvensional.Tanda-tanda linguistik umumnya merupakan simbol. Jadi, simbol adalah suatu tanda yang sudah ada aturan atau kesepakatan yang dipatuhi bersama, simbol ini tidak bersifat global karena setiap daerah memiliki simbol-simbol tersendiri seperti adat istiadat daerah yang satu belum tentu sama dengan adat-istiadat daerah yang lainnya. Contoh simbol bendera kuning di daerah Jakarta menandakan ada orang yang meninggal dunia, atau simbol janur kuning di muka gang yang berarti sedang ada yang menyelenggarakan hajatan.
  • Gerak isyarat atau gesture
  • Gerak isyarat atau gesture adalah tanda yang dialakukan dengan gerakan anggota badan.Gerak isyarat ini mungkin merupakan tanda mungkin juga merupakan simbol. Kalau seorang manusia mengangukan kepalanya untuk menyatakan persetujuan ataun penolakan (ada budaya yang menyatakan persetujuan dengan menganguk, tetapi ada juga yang menyatakan penolakan dengan mengangguk). Itu adalah simbol karena sifatnya arbitrer.
  • Gejala atau symptom
  • Gejala atau symptom adalah sutau tanda yang tidak disengaja, yang dihasilkan tanpa maksud, untuk menunjukan bahwa sesuatu akan terjadi. Gejala tidak menunjukan sesuatu yang sudah atau sedang terjadi, tetapi yang akan terjadi. Gejala sebenarnya agak mirip dengan tanda, hanya gejala itu terbatas, sebab tidak semua orang bisa menjelaskan artinya, atau apa yang akan terjadi nanti, sedangkan tanda itu berlaku umum.
  • Sinyal Yang dimaksud dengan sinyal atau isyarat adalah tanda yang sengaja dibuat agar si penerima melakukan sesuatu. Jadi sinyal ini dapat dapat dikatakan bermakna perintah. Misalnya letusan pistol dalam lomba lari. Letusan pistol merupakan sinyal atau isyarat bagi para pelari untuk melakukan tindakan: lari

Berdasarkan paparan tentang komponen dasar dalam semiotik tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Istilah tanda seringkali digunakan untuk ketiga macam istilah di atas, Ikon, Indeks, dan simbol. Semuanya memiliki aspek sinyal, pola-pola fisik seperti suara atau bentuk visual.Perbedaannya, ikon memiliki unsur fisik yang lebih lengkap mewakili obyeknya, dan indeks lebih mewakili ruang dan waktu suatu obyek atau peristiwa,sedangkan simbol, lebih berkaitan dengan antarsubyek dengan makna yang dimaksud. Simbol bisa berupa sesuatu yang sama sekali tidak terkait dengan makna yang dimaksud, tetapi dengan pengkondisian tertentu, maknanya bisa saling terkait.

2.3.2 Macam-macam Semiotik


Jenis atau macam-macam semiotik seperti yang dikemukakan oleh Pateda dalam Sartini (2015: 7) menyatakan bahwa sampai saat ini, sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam semiotik yang kita kenal sekarang Jenis-jenis semiotik ini antara lain semiotik analitik, diskriptif, faunal zoosemiotic, kultural, naratif, natural, normatif, sosial, struktural. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sobur (2012: 100-101) bahwa terdapat jenis-jenis semiotik lain semiotik analitik, diskriptif, faunal zoosemiotic, kultural, naratif, natural, normatif, sosial, struktural.

  • Semiotik analitik merupakan semiotik yang menganalisis sistem tanda. Peirce mengatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, obyek dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu pada obyek tertentu
  • Semiotik deskriptif adalah semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang.
  • Semiotik faunal zoosemiotic merupakan semiotik yang khusus memper hatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Semiotik kultural merupakan semiotik yang khusus menelaah system tanda yang ada dalam kebudayaan masyarakat.
  • Semiotik naratif adalah semiotik yang membahas sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (folklore)
  • Semiotik natural atau semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Semiotik normative merupakan semiotik yang khusus membahas sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma

Peirce dalam Herman (2017: 1-5)menghendaki agar teori semiotikanya ini menjadi rujukan umum atas kajian berbagai tanda-tanda. Oleh karenanya ia memerlukan kajian lebih mendalam mengenai hal tersebut. Terutama mengenai seberapa luas jangkauan dari teorinya ini.untuk itu ia membaginya dalam beberapa klasifikasi.

  • Berdasarkan Ground
  • Semiotika berdasarkan groubd yakni berkaitan dengan sesuatu yang membuat suatu tanda dapat berfungsi. Dalam hal ini Peircemengklasifikasikan Ground kedalam tiga hal yakni :
  • Qualisign
  • Qualisign yaitu kualitas dari suatu tanda.Misalnya kualitas kata-kata yang digunakan dalam menyertai tanda tersebut seperti kata-kata yang keras, kasar ataupun lembut.Tak hanya kata-kata yang menentukan kualitas suatu tanda, dapat pula berupa warna yang digunakan bahkan gambar yang menyertainya.
  • Sinsign
  • Sinsign adalah eksistensi dan aktualitas atas suatu benda atau peristiwa terhadap suatu tanda.Misalkan kata banjir dalam kalimat "terjadi bencana banjir" adalah suatu peristiwa yang meneranggkan bahwa banjir diakibatkan oleh adanya hujan.
  • Legisign
  • Lesigsign adalah norma yang terkandung dalam suatu tanda. Hal ini berkaitan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Misalkan tanda dilarang merokok menunjukan bahwa kita dilarang merokok pada lingkungan dimana tanda itu berada.Yang lebih umum lagi tentu saja adalah rambu lalu lintas, yang menunjukan hal-hal yang boleh dan tidak boleh kita lakukan saat berkendara.
  • Berdasarkan Objeknya
  • Ikon adalah tanda yang menyerupai bentuk objek aslinya. Dapat diartikan pula sebagai hubungan atara tanda dan objek yang bersifat kemiripan. Bahwa maksud dari ikon adalah memberikan pesan akan bentuk aslinya. Contoh yang paling sederhana dan banyak kita jumpai namun tidak kita sadari adalah peta.
  • Indeks adalah tanda yang berkaitan dengan hal yang bersifat kausal, atau sebab akibat. Dalam hal ini tanda memiliki hubungan dengan objeknya secara sebab akibat. Tanda tersebut berarti akibat dari suatu pesan. Contoh yang umum misalkan asap sebagai tanda dari api.

  • Simbol
  • Simbol adalah tanda yang berkaitan dengan penandanya dan juga petandanya.Bahwa sesuatu disimbolkan melalui tanda yang disepakati oleh para penandanya sebagai acuan umum.Misalkan saja lampu merah yang berarti berhenti, semua orang tahu dan sepakat bahwa lampu merah menandakan berhenti.

  • Berdasarkan Interpretant
  • Rheme adalah tanda yang memungkinkan ditafsirkan dalam pemaknaan yang berbeda-beda. Misalnya saja orang yang matanya merah, maka bisa jadi dia sedang mengantuk, atau mungkin sakit mata, iritasi, bisa pula ia baru bangun tidur atau bahkan bisa jadi dia sedang mabuk.
  • Icent sign atau dicisign 
  • Dicent sign atau dicisign adalah tanda yang sesuai dengan fakta dan kenyataanya.Misalnya, saja disuatu jalan kampung banyak terdapat anak-anak maka di jalan tersebut dipasang rambu lalu lintas hati-hati banyak anak-anak. Contoh lain misalnya jalan yang rawan kecelakaan, maka dipasang rambu hati-hati rawan kecelakaan.

  • Argument
  • Argument adalah tanda yang berisi alasan tentang sesuatu hal.Misalnya tanda larangan merokok di SPBU, hal tersebut dikarenakan SPBu merupakan tempat yang mudah terbakar.

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman terhadap unsur dalam semiotik termasuk di dalamnya adalah beragamnya jenis semiotik menjadi dasar yang tidak dapat ditiadakan bagi penafsirnya.

2.3.3 Bahasa Sebagai Sistem Semiotik

Bahasa memegang peranan penting bagi terciptanya suatu karya sastra.Pradopo (2012: 121) menyatakanbahwa sastra adalah bahasa yang sudah berarti.Bahasa berkedudukan sebagai bahan dalam hubungannya dengan sastra, sudah mempunyai sistema dan konvensi sendiri maka disebut sistem semiotik tingkat pertama.Sastra yang mempunyai sistem dan konvensi sendiri yang mempergunakan bahasa disebut sistem semiotik tingkat kedua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun