Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome, Berdansa di Kota Romantis (Tiga Puluh Tujuh)

12 September 2025   00:35 Diperbarui: 12 September 2025   00:35 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Jalan Kawan, Sampai kita Bertemu Lagi

Bandung, Rumah Hein, Cipaganti, Sabtu  18 Januari 1958

"Widy! Anjeun kuat angkat koper itu!" Syafri cemas melihat istrinya mengangkat berisi buku-buku milk Hein.

Rudolf dan istrinya, Suzzane memandang haru teman-teman Hein dan keluarga mengepak barang.  Sudah dua malam ini mereka tidur di Savoy Homman dan besok berangkat  naik kereta api ke Jakarta, lalu ke Tanjung Priuk naik kapal ke negeri Belanda.

"Keumaha Kang Syafri, aku kan Widy si perkasa!" teriaknya lalu menyeret koper  itu setelah tiba di halaman lalu dimasukan ke truk. Syafri tidak tega mengangkatnya ke truk, di sana ada seorang laki-laki menerimanya.

"Banyak banget buku kamu Hein," timpal Angga yang juga mengangkat satu koper berisi buku-buku juga.

"Itu campur sama punya ayah dan Willy, juga para sepupuku waktu sekolah di sini," kata Hein mengangkut koper berisi pakaian dia dan ayahnya ke bagasi.

"Sementara Yoga dan Willy mengangkut koper berisi patung dan suvenir yang dibeli selama mereka tinggal di Indonesia. Sementara perabotan piring-piring  sudah dijual ke tempat lelang.

Peristiwa penyanderaan Rudolf, membuat keluarga ini mempercepat kepulangannya ke negeri Belanda.

"Aku sudah tinggal di sini sejak lahir," kata Rudolf. "Ayahku malah tidak pernah pulang ke negri Belanda. Kakekku di Bandung sejak 1890. Aku dan Suzzane jadi inteniran, tetapi ayah Angga membantu kami dan menjamin ke Nippon."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun