Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Koloni (47)

23 Juni 2017   15:02 Diperbarui: 23 Juni 2017   15:05 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan lain tentunya memilih pakaian ketika sudah usang. Kalau selama ini bersama Zahra, digantikan Lepidoptera. Kalau begini Harum kurang suka, seolah faksi Kupu-kupu personifikasi perempuan di dunia yang lama, perempuan itu di dapur, perempuan lebih pandai berdandan, sekalipun anggota faksi Kupu-kupu banyak yang mahir teknik, seni dan terakhir jurnalistik. Harum diam karena Giri bergabung dengan kupu-kupu. Bagi dia tidak salahnya laki-laki belajar keperempuanan, menurut terminologi dunia sana.

Gedung tempat pakaian ada di Blok Rayap, dekat pembuatannya. Hanya saja setiap warga koloni dibatasi membawa pakaian.

Itu rutinitas Alif di Koloni sejak dia menikah dengan Zahra hingga Lepidoptera yang ditaksirnya sudah berusia 17 atau 18 tahun, di luar pekerjaannya di Rumah Mahkota, perpustakaan, mengajar, hingga penerbitan Insekta.

Kalau ingin sendirian mendaki bukit atau jalan di pantai biasanya ada yang mengikuti, kalau tidak tentara remaja dari grup Semut, tentara dari Grup Tawon. Modusnya pura-pura kebetulan. Dia jadi kenal Adolf biasanya bersama pacarnya Agatha pura-pura kencan dengan kendaraan semut atau berganti Ristia dan Fatin Yunita pura-pura naik tawon bersama pasangannya.

Pokoknya Alif jangan sampai keluar dari areal. Percobaan Alif dalam berapa tahun ini mendapatkan perhatian dari para sesepuh (karena usia mereka menurut Alif sudah di atas 60 tahun). Entah perintah siapa.

***


Pagi ini Alif ingin jalan kaki dari Blok satu ke Blok empat yang sebetulnya berhadapan. Hari itu dia libur. Dia merencanakan hiking yang mengingatkannya ketika masa muda di Bandung dulu, trekking dari Patrol Sasakbereum, Lembang ke Ujungberung. Rekornya delapan jam jalan kaki. Tetapi dia perkirakan separuh jalan, maka ia akan teruskan ke bukit tempat jalan antara Blok IV hingga Blok V. Tempat latihan Tentara Semut.

Alif berangkat subuh. Zarah membekalinya makanan steak sepotong ikan kakap, cumi goreng yang keduanya dipotong dadu dengan campuran kentang goreng diletakan di ransum berbentuk segi enam dari almunium dengan tinggi 30 cm dan garis tengah 10 cm. bagian pertama. Bagian keduanya potongan buncis, wortel rebus dan jagung rebus manis, serta bagian ketiganya potongan buah mangga dan nanas seperti dadu. Terdapat sendok dan botor air minum hexagonal berisi satu liter air.

Cara orang koloni membekali orang bandel seperti dia. Sebetulnya rangsum serdadu semut. Andro yang memberikannya kepada Zahra untuk suaminya.

Alif mengenakan celana katun tebal dengan empat kantung mengingatkan dia sewaktu hiking. Celana berwarna biru tua itu didesain khusus atas permintaan dia. Baju atasnya juga kemeja lengan panjang empat kantong berwarna serupa, hanya tutup kepalanya biru muda.

Sepatunya murni kulit tebal dengan alas campuran karet, sebetulnya sepatu serdadu semut berwarna hitam. Yang memberikan Evan Sektian karena dia pernah bertahan tujuh menit berkelahi. Subuh tadi Zahra agak cemberut Alif memakainya. Namun dia membiarkan karena tahu itu melindungi Alif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun