Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Koloni (46)

16 Juni 2017   16:38 Diperbarui: 16 Juni 2017   16:42 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by irvan sjafari

Aku hanya sendiri di kantor.  Kawan-kawan sedang di lapangan semua. Setelah menulis soal penyambutan kepulangan tentara di Lanud Husein Sastranegara, aku memeriksa memory card dari handycam milik Gatot Koco puluhan tahun lalu.

Terlihat gambar di dalam kabin pesawat mulai dari kursi belakang hingga depan kelas ekonomi. Dia mencuri wajah masing-masing penumpang.  Di bagian belakang aku melihat wajah seorang perempuan usianya dua puluh tahunan waktu itu.

“Ah ,ini kan Elin Halida, narasumber Alif dulu,” gumamku spontan.

Mataku semakin terbelalak melihat Eliza ada di pesawat. Dia duduk  beberapa kursi dari Elin.  Di deretan lain ada dosen dari Belanda Djikstra, serta Alif Muharam duduk dengan seorang pria.

“Benar ini Pandu Husin Pratama memang di sebelah Alif. Mereka sedang bicara apa?”

 Pesawat mengudara. Rupanya rekaman masih berjalan. Walau kadang dimatikan. Kadang dihidupkan lagi.  Iseng sekali Gatot  Koco ini. Gambarnya agak buram karena terlalu lama. Kemudian aku melihat pramugari melayani minuman dan membagikan makanan.  Selang lima menit kemudian, aku menghitung beberapa orang tertidur setelah minum, termasuk Alif dan Pandu.  Sementara yang lain tidak.  Rekaman tidak teratur, rupanya Gatot Koco juga tertidur hingga terbalik. 

 Tetapi aku sempat aku memperhatikan wajah Djikstra dibedaki oleh seorang anak perempuan.  Dosen Belanda itu hanya tertawa. Namun setelah dibedaki dia tertidur.  Delapan orang tertidur.  Di mana Eliza? Mungkin tidak terekam.  Tiba-tiba pesawat menukik dan aku mendengar suara mendarat dan gambar mati.  Mungkin baterai habis.

Pertanyaannya: Apakah pesawat itu benar-benar jatuh? Tetapi di gambar tidak ada tanda-tanda penumpang panik atau air masuk atau ledakan.  Jangan-jangan yang ditemukan Tim SAR kecuali Alif adalah yang tertidur, itu artinya?

Gila! Ada apa di benak Gatot Koco, informasi berharga ini dibuka kepada media atau pemerintah Indonesia?

                                                                            **** 

Bangsal Psikiatri Rumah Sakit Hasan Sadikin, Malam Hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun