Mohon tunggu...
Alvi AmaliaNur
Alvi AmaliaNur Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

https://instagram.com/al.writers_art_?igsh=NTc4MTIwNjQ2YQ==

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Novel "Rajendra" Penulis Djaduk

29 April 2024   15:50 Diperbarui: 29 April 2024   15:51 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya mimin sampaikan untuk para pembaca bijak dalam membaca review novel yang akan saya bawakan. Disini saya akan menjelaskan lebih lanjut terkait tujuan penulis menuliskan novelnya. Perkenalkan penulis djaduk dengan nama asli, Alvi Amalia Nur Janah, kelahiran Banyuwangi 1998. Menggeluti dunia tulis menulis pada tahun 2020, novel terbit pertama pada tahun 2024 ini melalui penerbit indie-Bandung, Indonesia.

Tujuan penulis menulis Novel "Rajendra" untuk menyalurkan hobi yang paling utama yang dia ikutkan dalam rangka event menulis 30 hari bersama semesta berbagi 6, 2024 ini. Tujuan kedua adalah untuk memberitahukan kepada banyak orang terkait fantasi dan dunia yang di bangunya dalam imajinasinya yang mana dia menyelipkan banyak pesan moral dan pelajaran di dalamnya yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Penulis tidak berpihak pada agama atau keyakinan tertentu, sebaliknya dia membawa semuanya agar terlihat indah untuk dinikmati siapapun dan bukan untuk di perdebatkan. Jika ada perdebatan di dalamnya dapat mereka kaji sendiri maksud dari novel terbit tersebut yang mana telah di berikan kesimpulan di akhir bab.

  • Novel : Rajendra
  • Penulis : Djaduk
  • Gendre : Misteri
  • Hastag : Perjalanan
  • Penerbit : Indie-Bandung, Cv media semesta raya.
  • Shoope : Semesta_bookstore

Pada Bab pertama : Penulis menyugukan prolog, "penulis menyampaikan terkait seorang wanita yang sedang menulis di bukunya yang masih bersih tanpa goresan.  Disini wanita tersebut sedang bertanya-tanya terkait mentalnya dan tulisanya karena tiba-tiba saja sang tokoh utama tidak memiliki motivasi seperti dahulu. POV dalam Bab pembuka ini adalah POV 3. Setelah itu kita akan di bawa pada cerita tulisan sang tokoh utama yaitu, terkait cerita tulisan fantasinya di dunia Yunani kuno terkait para dewa. Penulis menunjukan bagaimana tokoh utamanya (Djaduk) yang dominan menunjukan kisah tokoh utama (Te Heya) di tulisan sang tokoh utama dari penulis (Djaduk) bersama Dewa Zeus. Tokoh utama sang penulis yaitu, Djaduk saat ini yang telah kehilangan motivasi tanpa sadar masuk lebih dalam di dunia ilusi buatanya yaitu, Te Heya. Dia berpikir mungkin dia bisa membuat Te Heya jauh lebih nyata lagi dengan mereformasi gaya kepenulisanya. Penulis menjelaskan bagaimana tokoh utamanya mendeskripsikan antara Te Heya dengan muridnya yaitu, Lobelia pada masa itu. Tanpa sadar sebuah magic datang dalam kehidupanya dengan hadirnya seorang lelaki muda dari buatan ilusinya sendiri. Dia (Djaduk) lupa siapa lelaki tersebut, dia berpikir bahwa lelaki itu dari bangsa jin. Penulis mencoba menunjukkan bahwasanya, kita boleh berimajinasi tapi jangan berlebihan hingga hilang kewarasan kita. Sebaiknya jika kita sadar dari awal jika telah merasa kehilangan motivasi,akan jauh lebih baik jika berhenti menulis dan lebih memilih berkonsultasi pada sang ahli daripada tersesat. Jika dikira telah sembuh dari terapi kesehatan mental atau psikologi kita maka, silahkan melanjutkan untuk membuat mahakarya kembali.

Pada Bab kedua : Kita disugukan bagaimana penulis merangkum dengan rapi terkait kisah nayata dan fantasi di dalam tulisanya. Yang mana sosok lelaki tersebut telah jauh mengenal Djaduk, dengan kata lain ia adalah masa lalu dari Djaduk yang saat ini kehilangan ingatanya. Untuk mencari tahu apa yang telah terjadi pada dirinya penulis membuat tokoh utamanya (Djaduk) membaca kembali tulisanya dan bukan meminta bantuan. Namun, penulis di sini juga menciptakan tokoh lelaki sebagai korban yang tidak tahu apa-apa, pada kebenaranya tahu.

Alvi AmaliaN
Alvi AmaliaN

Pada Bab ketiga : Penulis merangkai kisah tokoh utamanya (Djaduk) larut dalam kisah fantasinya dengan tokoh utama buatanya (Te Heya) hingga memberikan naman baginya yaitu, Rajendra. Kini lelaki itu bisa kita sebut namanya sebagai Rajendra, yang berarti sangat tampan. Pada kebenaranya Rajendra berasal dari kata Raja dan Indra. Indra sendiri merupakan sosok dewa Hindu yang merupakan raja dari para dewa sama seperti Zeus sedangkan Raja, memiliki arti sebagai pemimpin, dan sama seperti Te Heya. Dengan kata lain Rajendra yang menyesuaikan dengan  novel dari Djaduk adalah sosok divine maskuline dan devine feminime yang sama-sama memiliki jiwa kepemimpinan dengan sesuai porsi dari energi jiwanya yang ia fantasikan.  Sedangkan penulis, menulis dari sisi Rajendra yang memang bingung dan ingin memahami kekuatan afirmasi dari tulisan Djaduk tersebut hingga energi besarnya dapat menarik ia datang yang memang seorang ahli kebatinan.  Sehingga Rajendra pun ikut memainkan peranya yang sudah di setel oleh Djaduk sebagai Te Heya. Akan tetapi, Djaduk tersadar saat semua orang bisa melihat Rajendra, kebenaranya, dia memanglah manusia yang unik dengan kekuranganya. Kini Djaduk tersadar bahwa lelaki itu bukanlah jin melainkan lelaki muda nan tampan dengan tubuh tinggi semampai dan kaki jenjangnya seperti tokoh sempurna dalam dongeng atau komik. Keduanya selanjutnya tidur dalam satu atap tanpa ada hubungan atau ikatan sah dari keduanya.

Pelajaranya di sini jika di dunia nyata terkait tentang hubungan romansa yang belum sah dan dilarang di agama manapun bahwasanya, tak boleh seorang pria dan wanita tidur dalam satu atap tanpa sebuah ikatan. Dan kembalinya orang dari masa lalu bisa jadi mengulang kembali hal yang sama. Kita diajarkan untuk selalu berhati-hati dengan tindakan sendiri, lebih baik meminta tolong dan jangan diam jika ada hal-hal ganjal terkait apapun. Karena kesehatan mental sangatlah penting bagi kita semua agar tidak tersesat di jalan yang sama.

Alvi AmaliaN
Alvi AmaliaN

Samapai di bab tiga ini, kita belum menemukan siapa yang dimaksud penulis sebagai tokoh Djaduh dengan masa lalunya, dan bagaimana seorang ahli kebatinan seperti Rajendra bisa menghilang dalam sekejap hanya karena sebuah tulisan saja. Hal seperti itu sangatlah tidak mungkin terjadi di dunia ini kecuali, para waliyullah dan utusanya. Lalu, apa maksud dari penulis menulisnya?

Kita akan bertemu kembali di review novel "Rajendra" berikutnya, see you...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun