Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Koloni (45)

10 Juni 2017   04:16 Diperbarui: 10 Juni 2017   04:22 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Iyaaa... itu kan karena Zahranya yang mau.  Itu pilihan dia. Koloni membebaskan warganya mau seperti apa keluarganya, tetapi tetap dalam koridor sebagai spesies manusia. Tidak liar seperti spesies lainnya. Kan kamu sendiri menulis bahwa yang membedakan species manusia dan hewan hanya apa yang disebut nurani dan tentunya aturan.  Tahu nggak, ketika Kang Alif belum di sini dan foto kecil kamu dibawa-bawanya sejak ia kanak-kanak diperlihatkan ke semua orang.  Ini pangeranku, ini imamku, ketika kami datang, Harum sampai bosan ditanya terus karena mengaku kenal kamu. Dia berjanji kalau kamu kemari dia akan jadikan kamu sebagai imamnya dan akan berupaya kamu tetap di sini.  Para tetua akhirnya luluh dan rupanya keinginannya terkabulkan. ”

“Caranya?”  Tetapi Alif tidak terlalu ingin tahu.  Akhirnya mengapa Zahra tidak ingin dia meninggalkan koloni dan berupaya berbagai macam cara agar dia tetap lengket dengannya.  Bidadarinya itu tak habis-habisnya punya bahan untuk ngobrol, bermain hingga meledakan fantasi seksualnya dengan piawai…

 

Anis tidak menjawab.   Alif tidak perlu lagi mencari tahu. Dia sudah menemukan kebahagian di sini. Tiga anaknya Lepi, Euca dan Actie mengelinginya.  Bahkan Euca memberikan medali semut merah dan Actie medali semut hitam padanya, tanda lulus dasar kepanduan semut awal.  Dia meraba medali dari kayu yang diukir dengan apik.

“Kami cinta ayah,” Euca mencium pipinya.

(BERSAMBUNG)

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun