Mohon tunggu...
Junaidi Husin
Junaidi Husin Mohon Tunggu... Aku menulis karena aku tidak pandai dalam menulis. Juned

Gagasan seorang penulis adalah hal-hal yang menjadi kepeduliannya. John Garder

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW: Antara Syar'i dan Tradisi

20 September 2025   14:46 Diperbarui: 20 September 2025   15:43 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun jika ingin menentukan pilihan pada masa apa dan siapa, selain harus menyuguhkan bukti otentik, maka salah satu jalan yang mudah dari sekian banyak opsi yang dapat ditempuh adalah dengan memilih pendapat yang lebih populer. Sebagaimana banyaknya pendapat terkait tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW ini yang kemudian ditentukan dan disepakati pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun gajah.

Sebetulnya persoalan yang tengah terjadi itu adalah suka cita dan kegembiraan yang digambarkan dalam mengenang ataupun memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW saat ini, ternyata tidak selalu diwarnai baik dari setiap Muslim. Sebagaimana yang penulis singgung di atas. Mereka, yakni sebagian kelompok Muslim kecil lainya menolak secara tegas Peringatan Maulid Nabi Muhammad itu dengan dalih mengikuti sunnahnya, dengan kata lain hal itu tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad atau tidak juga dilakukan oleh keempat sahabatnya, kemudian dengan alasan itu men-bid'akan.

Penulis menegaskan, agaknya kita perlu lebih menanamkan pada diri kita masing-masing untuk mencari tahu sesuatu yang tidak kita pahami. Serta tidak melulu menerima sepenuhnya tanpa pertimbangan dan tidak juga sampai menyampaikan dan mem-bid'ah-kan sesuatu yang kita tidak ketahui, apalagi pernyataan yang kita terima itu keluar dari orang-orang yang tidak tahu secara utuh akan hal itu. Baiknya kita harus belajar lebih jauh terkait "sesuatu yang baru" (bid'ah) yang keliru dalam memahaminya itu.

Bukankah di kehidupan kita dewasa ini, banyak mendapati hal-hal baru yang sebelumnya memang tidak ada pada zaman Nabi Muhammad SAW., dan pada kenyataanya kita tidak bisa menjauhinya, bahkan kita pun dituntut terus menyesuaikan diri agar jangan sampai ketinggalan. Faktanya semua itu sudah menjadi kebutuhan hidup dan tidak sedikit juga semua itu dapat memberikan kemudahan dalam melaksanakan ibadah.

Agaknya apa yang penulis uraikan di atas berkaitan dengan teknologi yang tidak kita temukan pada zaman Nabi Muhammad SAW dan menjadi hal baru di masa kehidupan kita sekarang. Namun jika hal itu sepertinya kurang tepat dalam memberikan gambaran terkait bid'ah "sesuatu yang baru". Maka amatlah baik membuka kembali peristiwa sejarah Nabi Muhammad SAW serta keempat sahabat sepeningalan nabi.

Sejarah Singkat Pembukuan al-Qur'an

Dalam sejarahnya, dikisahkan selama Nabi Muhammad SAW hidup, semenjak Ia menerima wahyu yang pertama hingga pada wahyu yang terakhir tidak ada perintah dan anjuran dari nabi, untuk membukukan ataupun menghimpun semua ayat yang telah ia terima, baik yang tersebar pada pelepa kurma, maupun dari macam kulit dan dari berbagai bentuk batu hingga sampai pada masa akhir hayat Nabi SAW.

Baru diketahui penghimpunan al-Qur'an ini dilakukan pada masa sahabat yang merupakan usulan dari Abu Bakar atas desakan dari sahabat Umar. Tentu cikal-bakal penghimpunan ini menuai problem karena dimasa Nabi Muhammad SAW hidup itu tidak ada perintahnya, lantas saja hal ini membuat para sahabat Nabi kebingungan.

Namun disisi lain para sahabat juga penuh kekahawatiran akan hilang dan berkurangnya ayat dari al-Qur'an ini, disebabkan banyaknya para penghafal al-Qur'an yang gugur/wafat di medan peperangan. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat (Sejarah Teks Al-Qur'an Dari Wahyu Sampai Kompilasi, 2014). Sebab bukan disini untuk menguraikan sejarah panjang pengkodifikasian al-Qur'an.

Sehingga akhirnya penghimpunan itupun tetap dilakukan karena menurut sahabat Umar, hal itu merupakan upaya terpuji dan kemudian melalui proses yang amat sangat panjang jadilah mushaf  yang kita kenal saat sekarang ini. Jika hal itu dilakukan sahabat tanpa ada anjuran dari nabi di masa hidupnya apakah itu termasuk bid'ah dhalalah "sesat" ?

Pengertian Bid'ah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun