Mohon tunggu...
resista hakares
resista hakares Mohon Tunggu... sederhana mensyukuri apa adanya

bisa jadi apa saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rakyat Yang Sadar Lebih Berbahaya Dari BOM Nagasaki-Hiroshima

20 September 2025   14:32 Diperbarui: 20 September 2025   13:29 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
intagram: julian_lazuardi

Tulisan ini bersifat untuk melawan orang-orang seperti Nusron (Mentri Agraria), Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia), Uya Kuya, Luhut, Geng Solo, Mulan Jameela, Nafa urbah dan sejenisnya.

Mereka yang mengatakan negara berhak atas semua tanah di dalam territorial Negara Indonesia. Mereka juga dengan mudahnya mengatakan "tidak Nasionalis" atau "silakan angkat kaki dari Negara ini" bila tidak mau mematuhi kebijakan pemerintah. Sungguh argumen payah para politisi dalam menghadapi keresahan rakyat, Kami rakyat Indonesia ingin mengatakan: Silakan kalian turun dari kursi jabatan bila sudah tidak kuat lagi bekerja di bawah tekanan rakyat! Kedudukan rakyat lebih tinggi dari wakil rakyat, karena wakil rakyat ada untuk melayani rakyat, bukan sebaliknya!

Mana yang lebih dulu lahir? Masyarakat jawa, masyarakat papua atau negara indonesia? Ya, jawabannya adalah masyarakat yang lebih dahulu ada ketimbang Negara. Mana yang lebih penting antara masyarakat dan Negara? Masyarakat, karena fungsinya pemerintahan dan Negara adalah untuk melayani masyarakat. Gaji pemerintah ada di tangan rakyat.

Masyarakat adalah sekumpulan individu atau kelompok yang hidup bersama dalam suatu wilayah, terikat oleh nilai-nilai, norma, hukum, dan hubungan sosial (Max Weber). Masyarakat menciptakan budaya, adaptasi yang dihasilkan oleh akal budi manusia, baik bersifat material (benda, arsitektur, pakaian) maupun non-material (pemikiran, norma, bahasa), Koentjaraningrat (antropolog Indonesia).

Jadi masyarakat yang  berbudaya dulunya berarti ladang yang telah dibajak dan ditanami, dan bukan hutan yang belum tersentuh dan tanah yang belum diolah. Disini telah bertahan/berjalan roda kehidupan yang telah diciptakan, dibangun, diasimilasi, dan dicapai oleh manusia sepanjang perjalanan sejarahnya. Kebudayaan tumbuh dari perjuangan manusia dengan alam untuk eksistensinya, untuk memperbaiki kondisi kehidupan, untuk meningkatkan kekuatannya, untuk berevolusi.

Untuk Apa Kita Bernegara

Bila dilihat dari sejarah terbentuknya Negara-Bangsa (Nation State). Dahulu sebelum ada konsep nation state, Eropa didominasi oleh kerajaan feodal, kekaisaran multi-etnis, dan negara kota. Identitas masyarakat lebih mengacu pada raja, agama, atau daerah, bukan pada "bangsa" seperti yang kita kenal sekarang. Lalu seringlah mereka berperang dan berperang untuk saling merebut daerah kekuasaan. Saat itu setiap penguasa seperti memakai hukum rimba, yang kuat menguasai yang lemah. Kekuasaan terus bergejolak dan bergeser untuk menunjukkan hegemoni kekuatan pada masing-masing kelompok.

Lelah dengan perang yang tak berkesudahan, lalu munculnya konsep nation-state (Bangsa-Negara), yang menekankan kedaulatan teritorial dan non-intervensi. Dari situ, identitas "bangsa" mulai dibentuk, dipromosikan lalu di adopsi oleh daerah-daerah lain lalu terciptalah konsep nasionalisme di abad ke-18 dan 19, melalui kongres yang dinamakan: Perdamaian Westphalia 1648.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu. bahwa Nabi Muhammad --sallallahu alaihi wasallam-- bersabda: "Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya." (HR Muttafaqun 'Alayh dll.)

Dari penjelasan diatas kita dapat benang merahnya yaitu: otoritas kekuasaan tertinggi (Pemimpin) atau Negara, pada dasarnya berfungsi sebagai pelindung (perisai/tembok) yang melindungi rakyatnya dari segala ancaman, penindasan, dan untuk memberikan rasa aman kepada rakyatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun