Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Satu Sudut, Sejuta Soekarno: Kilas Singkat di Ruang Baca Gedung Indonesia Menggugat

17 Oktober 2025   06:23 Diperbarui: 17 Oktober 2025   06:23 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca buku di Perpustakaan Gedung Indonesia Menggugat Kota Bandung, Sabtu (11/10/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Keheningan ini menunjukkan rasa hormat terhadap tempat dan tokoh yang dibahas. Ini adalah sudut meditasi sejarah di tengah hiruk pikuk kota Bandung. Ruangan ini memberikan jeda yang berarti dari kesibukan hari-hari biasa.

Membaca buku di Perpustakaan Gedung Indonesia Menggugat Kota Bandung, Sabtu (11/10/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi
Membaca buku di Perpustakaan Gedung Indonesia Menggugat Kota Bandung, Sabtu (11/10/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Kilas Balik di Pojok Kanan

Lokasi ruang baca di "pojok sebelah kanan" ternyata memiliki makna tersendiri. Pojok seringkali diartikan sebagai tempat yang terabaikan, namun di GIM, pojok ini justru menjadi tempat penyimpanan ide-ide besar. 

Setelah kita menyaksikan ruang sidang di tengah, tempat pertarungan ide berlangsung, kita diajak ke pojok kanan untuk memahami dasar dari ide-ide tersebut melalui buku.

Kilas singkat di ruang baca ini memberikan pemahaman yang utuh tentang keseluruhan fungsi Gedung Indonesia Menggugat. Bukan hanya melihat tempatnya, tetapi juga membaca sumber inspirasi yang mendorong Soekarno untuk berani menggugat. 

Perjalanan dari ruang sidang ke ruang baca ini adalah perjalanan dari aksi ke pengetahuan. Keduanya tidak terpisahkan dalam narasi perjuangan kemerdekaan.

Meskipun kunjungan ini 'Tidak Lama', pengalaman berada di tengah tumpukan buku-buku sejarah Soekarno terasa sangat berharga. 

Rasanya seperti mendapat bisikan dari masa lalu, sebuah pengingat bahwa kemerdekaan diraih dengan pengorbanan, pemikiran yang matang, dan keberanian untuk bersuara. Setiap judul buku adalah sebuah babak dalam drama perjuangan nasional yang heroik.

Waktu yang singkat memaksa kami untuk lebih fokus. Kami tidak bisa membaca semuanya, tetapi kami berhasil menangkap esensi dari koleksi ini. 

Yaitu, pemahaman tentang Soekarno sebagai seorang intelektual, penulis, dan orator ulung, yang menggunakan penanya sekuat ia menggunakan suaranya. Pledoi 'Indonesia Menggugat' adalah hasil dari proses membaca, berpikir, dan merenung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun