Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Inovasi Atasi Banjir: Sampah Jadi Mata Air, Lahan Hijau Penyelamat Negeri

13 September 2025   21:32 Diperbarui: 13 September 2025   21:32 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, sampah yang tadinya adalah penyebab banjir, kini berubah menjadi solusi yang membantu mencegahnya.

Inovasi Sampah: Mengubah Masalah Menjadi Berkah

Pengelolaan sampah yang efektif dimulai dari rumah. Langkah pertama yang paling krusial adalah pemilahan sampah. Sampah harus dipisahkan menjadi dua kategori utama: sampah organik dan anorganik. Sampah organik, seperti sisa makanan, daun, atau ranting, bisa diolah menjadi kompos. 

Proses ini sederhana dan bisa dilakukan di halaman belakang rumah. Kompos yang dihasilkan tidak hanya berfungsi sebagai pupuk alami, tetapi juga membantu struktur tanah menjadi lebih gembur dan mampu menyerap air lebih baik. Ketika tanah subur dan daya serapnya tinggi, volume air yang mengalir ke saluran drainase atau sungai berkurang secara signifikan, sehingga risiko banjir dapat diminimalkan.

Selain sampah organik, sampah anorganik juga memiliki potensi besar. Bank Sampah adalah salah satu inovasi brilian yang harus digalakkan di setiap lingkungan. Konsepnya sederhana: masyarakat menabung sampah anorganik yang sudah dipilah, seperti botol plastik, kertas, dan kardus, di bank sampah. 

Sampah-sampah ini kemudian akan dijual kepada pengepul atau pabrik daur ulang. Hasilnya, masyarakat tidak hanya mengurangi tumpukan sampah di lingkungannya, tetapi juga mendapatkan imbalan finansial. Uang yang terkumpul bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti dana sosial atau kegiatan lingkungan. 

Dengan cara ini, masyarakat didorong untuk aktif mengelola sampah karena ada insentif ekonomi. Sampah tidak lagi dianggap sebagai limbah tak berguna, melainkan aset yang memiliki nilai.

Pemanfaatan kembali sampah menjadi produk baru juga merupakan bagian penting dari inovasi ini. Contohnya, botol plastik bekas bisa diolah menjadi paving block atau bahan bangunan lainnya. Tas plastik bisa didaur ulang menjadi kerajinan tangan atau tas belanja yang kuat. 

Dengan mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan sungai, kita secara langsung mengurangi risiko penyumbatan saluran air yang menjadi penyebab utama banjir. Transformasi ini mengubah paradigma dari "buang" menjadi "daur ulang". 

Ini adalah solusi jangka panjang yang mengubah perilaku masyarakat, tidak hanya sekadar penanggulangan saat bencana datang. Banjir di Bali yang disebabkan oleh tumpukan sampah di saluran air adalah pengingat bahwa kita tidak bisa lagi mengabaikan potensi dari sampah yang kita hasilkan setiap hari.

Alih Fungsi Lahan: Mengembalikan Hak Alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun