Teman-teman Kenze tidak hanya membeli onigiri, tetapi juga mendukung semangat kewirausahaan Kenze. Ini adalah ekosistem kecil di mana semua pihak saling memberikan manfaat.
Orang tua Kenze, melalui ibunya, juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya produk yang berkualitas. KenYu Onigiri digambarkan sebagai produk yang sehat.Â
Ini menunjukkan bahwa ibunya tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga pada kualitas dan manfaat bagi konsumen. Prinsip ini sangat penting dalam bisnis jangka panjang, di mana kepercayaan pelanggan dibangun di atas kualitas produk dan pelayanan.Â
Kenze, secara tidak langsung, belajar tentang etika bisnis dan pentingnya integritas dalam berdagang.
Lingkungan yang kondusif, baik di rumah maupun di sekolah, menciptakan ruang aman bagi Kenze untuk bereksperimen dan belajar. Ia tidak merasa tertekan atau takut gagal. Sebaliknya, ia merasa didukung dan termotivasi.Â
Ini adalah lingkungan ideal untuk menumbuhkan seorang calon pemimpin masa depan, seorang "CEO" cilik yang berani mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas tindakannya.Â
Pendidikan tidak hanya tentang angka dan huruf, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan keterampilan hidup.
Kesimpulan
Kisah Kenze Alvaro, "bocah SD rasa CEO" dari Bandung, adalah bukti nyata bahwa semangat wirausaha tidak mengenal usia.Â
Dengan KenYu Onigiri-nya, Kenze tidak hanya belajar berjualan dan menabung, tetapi juga mengasah berbagai keterampilan penting seperti komunikasi, manajemen keuangan, dan tanggung jawab.Â
Dukungan keluarga dan lingkungan sekolah yang kondusif menjadi pilar utama keberanian Kenze dalam merintis bisnis kecilnya.Â