Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Co-Payment Mencekik Rakyat Kecil: Menelisik Dampak pada Akses Medis

10 Juni 2025   20:14 Diperbarui: 10 Juni 2025   20:20 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Asuransi kesehatan. | SHUTTERSTOCK/VALERI LUZINA via KOMPAS.COM

Situasi ini bisa membahayakan kesehatan publik secara keseluruhan. Jika banyak masyarakat menunda pengobatan atau mencari solusi yang tidak tepat, tingkat morbiditas (kesakitan) bisa meningkat, dan penyakit menular bisa lebih sulit dikendalikan. Ini adalah konsekuensi yang perlu menjadi perhatian serius bagi pembuat kebijakan.

Peran Pemerintah dan Masyarakat

Dalam menghadapi kebijakan baru ini, peran pemerintah dan masyarakat menjadi sangat penting. Pemerintah, melalui OJK dan kementerian terkait, perlu memastikan bahwa implementasi co-payment tidak memicu krisis akses kesehatan bagi masyarakat kecil.

Mungkin perlu dipertimbangkan skema co-payment yang berjenjang, di mana persentase co-payment bisa disesuaikan dengan tingkat penghasilan atau jenis penyakit yang diderita. Atau, perlu ada program subsidi tambahan bagi masyarakat berpenghasilan sangat rendah untuk menutupi biaya co-payment ini.

Edukasi kepada masyarakat juga krusial. Banyak masyarakat yang belum memahami betul seluk-beluk asuransi, apalagi istilah seperti co-payment, deductible, atau co-insurance. Asuransi perlu memberikan penjelasan yang sangat mudah dipahami agar tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari.

Antisipasi dari Perusahaan Asuransi

Perusahaan asuransi sendiri juga memiliki pekerjaan rumah. Dengan adanya kewajiban co-payment, mereka perlu memikirkan kembali produk-produk yang ditawarkan agar tetap menarik dan relevan bagi berbagai segmen pasar. Mungkin ada ruang untuk inovasi produk yang menawarkan fleksibilitas co-payment atau paket khusus untuk segmen ekonomi tertentu.

Transparansi dalam polis asuransi juga menjadi kunci. Setiap detail mengenai co-payment, termasuk besaran dan pengecualian, harus dijelaskan secara sangat jelas dan mudah dipahami oleh calon peserta. Ini untuk menghindari keluhan atau protes di kemudian hari karena merasa dijebak oleh ketentuan yang tidak dimengerti.

Perbandingan dengan Sistem Lain

Di beberapa negara maju, co-payment memang sudah menjadi bagian dari sistem asuransi kesehatan. Namun, seringkali diimbangi dengan jaring pengaman sosial yang kuat, seperti batas maksimal pengeluaran pribadi (out-of-pocket maximum) per tahun, atau subsidi pemerintah untuk kelompok rentan. Hal ini untuk memastikan bahwa co-payment tidak menjadi beban tak tertahankan bagi individu atau keluarga.

Penting bagi Indonesia untuk belajar dari pengalaman negara lain. Penerapan co-payment harus diiringi dengan kebijakan yang kuat untuk melindungi masyarakat kecil dari dampak negatif yang mungkin timbul. Kesehatan adalah hak dasar, dan tidak boleh terhalang hanya karena biaya tambahan yang memberatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun