"Biar tanahnya subur, dik. Kalau tanah subur, nanti hasil panen wortel akan bagus-bagus ".
Si adik itu manggut-manggut.
Tak terasa, mereka sudah lama mengurusi tanah pak petani. Samar-samar terdengar adzan Dhuhur. Mereka segera beristirahat. Makan dari nasi yang ada dalam bakul anyaman bambu tadi.Â
Sepertinya nikmat sekali. Sayangnya aku tak bisa makan itu.
"Kasihan kelinci lucu itu, kak! Pasti belum makan!"
Si kakak melihat ke arahku.Â
"Sebentar ya, kelinci manis. Nanti aku kasih wortel kalau makanku habis dan sudah shalat," ucap kakak.
Tak berapa lama, dia selesai makan. Lalu menuju umbul atau sumber air yang dekat dengan tanah mereka. Dia wudhu. Benar-benar anak yang shalih.
"Adik, lekas habiskan makannya. Kita shalat berjamaah di gubuk sana!"
Pak petani memang punya gubuk. Gubuk itu lebih banyak digunakan untuk shalat daripada untuk makan.Â
"Ya, kak. Ini sudah selesai".Â