"Iya, kak. Siap! Aku pakai gathul saja ya! Kan cangkulnya cuma satu".
Sang kakak tersenyum. Segera mereka membersihkan dan mencangkuli tanah pak petani, bapak mereka.
"Pasti bapak akan senang kalau kita mau menanam wortel".
"Iya, dik. Nanti kita bisa panen wortel bersama bapak kalau sudah sembuh".
Ya Allah, ternyata pak petani baik hati itu sedang sakit. Aku ingin sekali bertanya kepada mereka, sakit apa yang diderita pak petani. Kudekati mereka.
Anak kecil yang disapa adik itu mendekatiku. Bulu-bulu tubuhku dielus-elusnya.
"Kelinci yang lucu. Pasti kamu ingin makan wortel kan? Nanti kuajak kamu pulang ya! Masih ada beberapa wortel yang belum terjual. Kamu bisa menikmatinya".
Ah, anak itu baik sekali. Aku senang melihat mereka. Lalu kudengar sang kakak memanggil adiknya untuk segera membersihkan rumput yang ada di tanah.Â
"Sebentar ya, kelinci. Aku bantu kakak dulu. Kami menggantikan pekerjaan bapak karena bapak jatuh dari sepeda saat pulang dari sini," ucap si adik.
Dengan cekatan, mereka membersihkan rumput dan mencangkuli tanah. Menaburi pupuk organik di atasnya.Â
"Kenapa harus dikasih kotoran sapi sih, kak?"