Perpindahan jam pelajaran dari Pelajaran Agama ke Tematik, tiba-tiba Anggun ke kantor. Anggun, salah satu siswiku, melaporkan kalau Ikhsan dan Aziz bertengkar dan gelut.
Aku bergegas ke kelas. Terus terang aku khawatir kalau ada siswa yang bertengkar dan sulit dilerai. Bagaimanapun para siswa menjadi tanggung jawabku.Â
Apalagi kemarin siang, saat jam istirahat kedua, Arvel bergelantungan di lubang ventilasi pintu kelas. Mungkin mau menguruskan badan dan melatih kekuatan tangannya. Maklum, tubuhnya lumayan tambun. Namun malangnya, dia terjatuh. Padahal di bawahnya masih ada kursi.Â
Kursi itu digunakan Arvel untuk mancik atau tumpuan saat mau bergelantungan di lubang ventilasi pintu kelas. Akhirnya kursi itu menjadi senjata mata tuan.Â
Arvel tidak kuat berpegangan, terjatuh dan dadanya terbentur kursi. Alhasil, dadanya sakit. Untuk bernapas juga kesusahan.Â
Aku panik melihat Arvel yang biasanya aktif, tiba-tiba sesak dan menahan dadanya yang sakit.Â
"Aku antar pulang ya, Vel," aku mengajak Arvel untuk pulang.Â
"Nggak usah, Bu. Nggak usah..."
"Ya kalau begitu aku teleponkan ibumu biar dijemput."
"Nggak usah, Bu. Nggak perlu."
Hmmm. Bingung juga menghadapi siswaku ini.Â
***
Di kelas, tampak Ikhsan dan Aziz meletakkan kepalanya dan menangis. Sedangkan siswa lain entah ke mana. Mungkin saja baru ke kamar mandi.Â
Sudah menjadi kebiasaan para siswa, sering ke kamar mandi untuk cuci muka atau buang air kecil.
"Kalian berdua kenapa?"
Tak ada jawaban dari Ikhsan dan Aziz. Suara tangisnya malah semakin keras. Aduh, aku jadi tambah panik.
Aku letakkan tas di kursi guru. Dan aku membalikkan badan untuk menenangkan Ikhsan dan Aziz.Â
Tiba-tiba saja. Duarrrr!!! Suara balon meletus terdengar, membuatku kaget.
Lalu ada Rara, Ais dan Ayu membawa balon dan donat yang di atasnya dipasangi dua lilin warna pink dan kuning.
"Selamat hari guru, Bu!"
Senyum merekah dan tawa siswa kulihat jelas. Aku baru sadar kalau para siswa ngeprank. Membuat kejutan sehari sebelum Hari Guru Nasional.
Melikan, 24 November 2022