"Ngapa kok cepet- cepet?"
"Biar nggak dosa, pak. Dalam Islam tak diperbolehkan pacaran. Saya ingin menjaga Sherly..."
"Hmmmm... Ya. Sesuk bapak ibumu le tindak mrene?"
"Nggih, pak..."
"Kami tak punya alasan untuk menolak keluargamu yang ingin melamar Sherly untuk kamu, nak. Tapi semua keputusan di tangan Sherly..."
Aku sedikit lega mendengar penuturan calon bapak mertuaku.
"Saiki aku ta ngomong karo Sherly..."
"Nyuwun pangapunten, pak. Sherly sekarang baru menyelesaikan tugasnya di kelas..."
"Ya wis. Mengko omong nyang gendhuk yen saiki fokus karo diklat sik. Ben isa lulus PLPG-ne..."
"Nggih, pak. Mangke kula dugekke Sherly..."
Aku tahu bapaknya Sherly menasehatiku secara halus biar aku tak terlalu mengganggunya dulu. Aku pun sepakat dengan pendapat beliau.