Aku terkejut, sekaligus kesal bukan main. Ingin ku jitak gadis berlesung pipi itu.
"Bapak trauma. Dulu pernah ditipu sama orang yang asing nomor kontaknya..."
Ku lihat Sherly menghubungi bapaknya lagi. Dia agak menjauhiku. Dia beberapa kali menghubungi bapaknya. Akhirnya diangkat juga. Sherly bicara sebentar dengan bapaknya. Lalu menyerahkan HPnya kepadaku.
Aku gugup sekali. Ah saat seperti ini status sebagai dosen tak menjamin bisa pede bicara dengan calon bapak mertuanya. Hatiku menertawakan diriku sendiri.
Sherly meninggalkan aku. Dia menuju kelasnya, mau menyelesaikan tugasnya sebelum besok peer teaching. Sementara aku masih terus ditanya sama bapaknya Sherly. Aku tak tahu seperti apa wajahku ketika menjawab pertanyaan demi pertanyaan darinya.
"Jadi kamu teman kuliah Sherly? Dosen?" Tanya calon bapak mertua.
Aku menjawab dengan singkat, " nggih, pak..."
"Terus maksudmu mau melamar dan menikahi anakku?"
"Nggih, pak..."
"Secepat itu?"
"Nggih, pak..."