Mohon tunggu...
Johanna RirimasseReal
Johanna RirimasseReal Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru Privat

Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Roman

Miss Perfect : Bunga Matahari (Bab 3)

18 Oktober 2023   19:12 Diperbarui: 18 Oktober 2023   19:44 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Johanna Ririmasse

"Aku boleh duduk nggak di samping kamu?"

"Ka...ka...kamu mau duduk disamping aku?!" Aku tak percaya mendengar suara bariton, berwajah ganteng di fakultas Psikologi, ingin duduk disampingku. Mungkin saja, mahkluk cowok terkece diseluruh kampus.

"Yup! Aku sudah duduk disamping kamu!" Katanya santai sambil menempati bangku kosong disampingku.

Aku yang gugup dan kikuk, berkata kepadanya. "Ba..ba..bangkunya kosong koq. Kamu boleh duduk!"


"Yeah iya, Natalia. Bangku kosong memang untuk diduduki. Tapi...., kalau hati kosong perlu diisi dong!"

Aku hampir tak percaya mendengar kata-kata Christian. Aduh, aku koq jadi deg-degan dan gede rasa begini sih?! Kemana sih arah pembicaraan Christian?! Aku jadi penasaran dan ingin tahu. "Ma..ma..maksud kamu?!"

"Hati aku masih kosong, Natalia. Aku butuh Miranda untuk mengisi hatiku..."

"Ooohhh..." Aku bergumam, melepas kebebalanku sendiri. Kenapa sih aku gede rasa banget?! Mana mungkin cowok ganteng di kampus, ingin hatinya diisi oleh cowok cupu dan pendiam seperti aku?! Lagian, sudah jelas kan kalau Christian kan sedang naksir berat sama Miranda. Bahkan, meminta aku menolongnya membuat puisi untuk Miranda minggu lalu. Duh, Tuhan! Tolong hapus rasa ge-er ini dari hatiku secepatnya, doaku dihati.

"Jadi, Natalia...." Christian menggeserkan badannya mendekat ke arahku. Kemudian, membisikan sesuatu ditelingaku.

Aduh, Tuhan! Aku jadi merinding sendiri. Hatiku yang tadi sadar pada keadaanku, tak mampu menolak debaran jantungku, karena kedekatan kami. Apalagi, aku tak pernah dekat dengan laki-laki seumur hidupku. Selain, papa aku tentunya. Selama ini, aku hanya menonton film atau membaca novel romantis, untuk memgerti perasaan seorang lelaki kepada wanita yang disukainya. Aku berharap, aku tak akan pingsan mendengar bisikannya ditelingaku. "Aku ingin kamu membuat puisi lagi tentang perasaanku. Tentang hati yang kosong dan ingin diisi oleh Miranda..."

"A...a..aku buat puisi lagi?! Tentang perasaan kamu?!"

"Yup! Aku akan traktir kamu makan bakso di kanti sebagai imbalannya! Setuju?!"

Yeah, ampun! Makan bakso dengan cowok terkeren di kampus. Siapa yang nggak terima ajakan ini?! Semua cewek di kampus juga ingin dekat dengan mahkluk ganteng ini! Aduh, ini kesempatan atau godaan, Tuhan?! "Hmm..., oke! Tapi, janji kamu yang bayar baksonya ya?!"

"Yeah iya, Natalia! Aku kan tadi bilang, kalau aku akan traktir kamu makan bakso. Berarti, aku yang bayar dong!"

"Oh, oke!" 

"Sekarang, kamu buat puisinya!"

"Sekarang?!"

"Iya, Natalia! Sekarang, sebelum kelas Psikologi Klinis dimulai sebentar lagi!"

***

Aku menarik napas, dan berusaha meluruskan perasaanku sendiri. Aku harus fokus membuat puisi ini untuk Miranda, cewek beruntung yang ditaksir Christian. Tiba-tiba, gambar bunga matahi melintas dibenakku. Aku pun ingat, betapa bahagianya bunga matahari yang menegembang di pagi hari, berteman lebah yang menghirup wanginya. Aku pun berkata pelan kepada Christian, yang telah siap menulis puisi yang kubuat.

Bunga matahari, kamu hadir membuka pagi...

Berkembang dan bersemi dihati...

Disaat aku merasa kosong di sini...

Ketika langit sulit kugapai...

Bunga matahari, biarkan aku menemanimu...

Laksana lebah yang hadir mencium harummu...

Menemani dan mengisi hatiku yang kosong

Berteman rindu menceriakan bumi...

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun