dan membalurinya dengan serbuk kopi
lalu kau kembalikan
sewaktu aku sibuk bercuci diri
di kamar mandi: byur byur byur byur,
kau mengendap-endap dan mungkin
dengan jalan meloncat jendela caramu lesap---
kita pernah mengintai beringin dan tua(h)nya
yang mistis
lanjut membicarakan hal-hal lain
yang amazing selain perihal debus,
kau bilang bisa melakukannya.
byur byur byur byur
di malam yang dingin akan berubah rupa
jadi brr brr brr brr.
di sela debit air mengalir
aku terjaga oleh ramu kopimu
sebab hati telah kupasang di dadaku.
hati yang sudah kaucuri dan
kembalikan itu.
di mata yang enggan memejam ini
kau biarkan aku menepi sendiri
mencoba pahami hati yang tak
semestinya:
bagaimana kuhilangkan aroma
tubuhmu di hatiku yang sengaja
kautinggal di molekul-molekul
kopimu?
Â
Semarang, 08 September 2022Â