Mohon tunggu...
Jihan Astriningtrias
Jihan Astriningtrias Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurnalistik

Suka sekali mengembara, meski hanya dalam kepala.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Puisi] Serupa Echo dan Narcissus

19 Oktober 2020   20:51 Diperbarui: 21 Juli 2021   12:07 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tentang nimfa yang jatuh hati pada manusia.

Perasaannya murni, asli, pula direstui.
Jika saja manusia tak pongah seperti saat ia duduk di bangku kuasa,
atau di habitat sang nimfa, serta bertingkah seolah penguasa,
maka mereka mungkin berakhir Cinderella.

Sayangnya, manusia selalu angkuh.
Selalu minta dikutuk.

Dengan kuasa yang sungguh dimiliki-Nya, Dia jadikan cinta sebagai senjata.
Sebagai kutukan:
Manusia angkuh tadi menemui danau,
jatuh cinta luar biasa pada pantulan wajah rupawannya
di muka danau tadi.

Nimfa yang malang itu memang tak mendapati cinta yang ia mau
Ia tetap patah, bertekuk, remuk.
Hanya saja, manusia yang tiada habis mencintai dirinya sendiri itu,
akhirnya mati tenggelam dalam danau

Singkat cerita, keangkuhan memang seyogianya terkutuk.
Sangat.
Kecintaan itu membunuhnya, membebat napasnya

Bahkan Dia sesungguhnya dapat menjadikan cinta
yang nuansa nirwana
sebagai alasan dari sebuah kematian bagi keangkuhan

Begitulah, mungkin, yang dapat kita nantikan berwaktu-waktu kemudian

Sambil menyesap teh hangat, ayo menebak, kira-kira apa dan siapa lagi
yang perlu Dia buat mati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun