"Boleh, jangan lupa pesankan untuk Ki Vikra dan Ki Bajra juga," sahut Ki Sriram.
"Baik Tuan," Ki Jeri langsung berdiri dan berjalan memasuki kedai.
Gerakan Ki Jeri begitu cepat. Ki Wacik yang akan menawarkan diri memesankan jajanan sampai tidak sempat melaksanakan niatnya. Vikra dan Bajra yang ingin menolak juga tidak sempat.
"Saya jadi nggak enak ini, jadi merepotkan," kata Vikra.
"Bukan apa-apa kok, Ki Vikra. Kita bersantai saja sambil menikmati makanan dulu," sahut Ki Sriram.
Sambil berjalan memasuki kedai, Ki Jeri berpikir. Jangan-jangan Vikra dan Bajra berencana akan merampas perhiasan yang dibawa Ki Sriram di tengah perjalanan. Mungkin saja nanti di depan sana sudah ada sebagian dari kawanan mereka menunggu di suatu tempat. Akan lebih baik kalau Vikra dan Bajra ini diringkus saja dulu. Butuh tambahan pengawalan untuk memastikan keberhasilan rencana ini. Harusnya Ki Pemilik Kedai ini mengenal para pengawal upahan di Desa ini. Semoga saja ada di antara mereka yang sedang tidak ada kerjaan.
"Permisi, Ki," Ki Jeri mendatangi Pemilik Kedai yang sedang menata jajanan yang sepertinya masih hangat.
"Apa yang bisa saya layani, Tuan?"
"Yang pertama, kami ingin memesan satu wadah jajanan dan minuman untuk lima orang yang duduk di luar situ, Ki," Ki Jeri berkata sambil menunjuk ke suatu arah.
"Siap, Tuan. Lalu yang kedua?" Ki Pemilik itu menjawab dan bertanya sekaligus sambil tersenyum.
"Apakah saat ini sekiranya ada pengawal upahan yang sedang nggak ada kerjaan? Mungkin Anda punya kenalan? Kami butuh untuk hari ini."