POC limbah biji markisa, inovasi ramah lingkungan dalam pemanfaatan sampah rumah tangga berkelanjutan.
Dalam beberapa dekade terakhir, pertanian modern menghadapi berbagai tantangan, mulai dari penurunan kesuburan tanah, ketergantungan terhadap pupuk kimia, hingga dampak negatif terhadap lingkungan.Â
Pertanian berkelanjutan menjadi solusi untuk memastikan ketahanan pangan tanpa merusak ekosistem.Â
Salah satu inovasi yang muncul adalah pemanfaatan limbah organik sebagai sumber pupuk alami.
Di antara berbagai limbah pertanian, biji markisa sering kali terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan lebih lanjut.Â
Padahal, limbah ini mengandung nutrisi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk organik cair (POC). Inovasi ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan manfaat bagi petani dan lingkungan.
Markisa (Passiflora edulis) adalah buah tropis yang banyak dikonsumsi dalam bentuk jus, sirup, atau olahan lainnya.Â
Dalam proses produksi, biji markisa sering kali menjadi limbah yang tidak dimanfaatkan secara optimal.Â
Padahal, penelitian menunjukkan bahwa biji markisa mengandung nutrisi penting seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), yang merupakan unsur utama dalam pupuk tanaman.
Sementara itu, penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus telah menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti degradasi tanah, pencemaran air, dan meningkatnya biaya pertanian.Â
Oleh karena itu, pupuk organik cair dari biji markisa dapat menjadi solusi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis bagi para petani.
Pupuk organik cair dari limbah biji markisa dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bahan tambahan seperti molase, bakteri pengurai, dan air.Â
Proses ini memungkinkan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam biji markisa sehingga nutrisi dapat terserap dengan lebih baik oleh tanaman.