Mohon tunggu...
Izatul Laela
Izatul Laela Mohon Tunggu... Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Hobi menulis, membaca, konten yang menarik tentang kisah yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Stop Phubbing

2 September 2023   08:05 Diperbarui: 2 September 2023   19:12 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita amati dalam sebuah keluarga, ayah sibuk di depan laptop, ibu cekikikan membaca WA, anak sibuk main game.

Di warung-warung kopi, anak-anak muda serius menatap layar gawai dengan minuman kopi dan kepulan asap cerutu. Tak ada obrolan. Sunyi dalam keramaian.

Itulah sekilas gambaran tentang apa itu phubbing.

Phubbing adalah singkatan dari "phone snubbing," yang mengacu pada perilaku mengabaikan orang lain dalam kehadiran fisik mereka dengan sengaja fokus pada ponsel atau perangkat mobile.

Ini bisa berupa membaca pesan teks, menjawab panggilan, atau terlibat dalam aktivitas online lainnya saat seharusnya berinteraksi langsung dengan seseorang.

Phubbing dapat mengganggu hubungan sosial dan mengurangi kualitas komunikasi antarindividu.

Istilah "phubbing" pertama kali muncul pada tahun 2012 melalui kampanye pemasaran oleh Macquarie Dictionary, sebuah kamus bahasa Inggris di Australia.

Kampanye ini bertujuan untuk memperkenalkan istilah baru yang menggambarkan perilaku ini.

Sejak itu, istilah "phubbing" telah menjadi populer dan digunakan secara luas dalam bahasa Inggris dan bahasa lainnya untuk menggambarkan perilaku mengabaikan orang lain demi fokus pada ponsel atau perangkat mobile.

Phubbing dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada hubungan dalam keluarga. Beberapa dampaknya antara lain :

Pertama, Kurangnya Kualitas Interaksi

Phubbing dapat mengurangi waktu berkualitas yang dihabiskan bersama anggota keluarga.

Kedua, Rasa Tidak Dihargai

Orang yang terus-menerus phubbing orang lain mungkin membuat anggota keluarga merasa tidak dihargai atau diabaikan, yang dapat menyebabkan konflik dan perasaan tidak bahagia.

Ketiga, Gangguan Komunikasi

Phubbing dapat mengganggu komunikasi yang efektif dalam keluarga.

Keempat, Ketergantungan pada Teknologi

Phubbing dapat mendorong ketergantungan pada teknologi di antara anggota keluarga, yang dapat mengganggu keseimbangan antara kehidupan online dan offline.

Kelima, Isolasi Sosial

Phubbing dapat menyebabkan anggota keluarga merasa terisolasi secara sosial karena mereka mungkin lebih suka berinteraksi dengan perangkat mereka daripada dengan orang-orang di sekitarnya.

Keenam, Kurangnya Perhatian terhadap Kebutuhan Emosional

Phubbing dapat menghalangi kemampuan anggota keluarga untuk memberikan perhatian yang cukup terhadap kebutuhan emosional satu sama lain, yang dapat berdampak pada kesejahteraan mental dan emosional mereka.

Dampak ini bukan hanya dalam lingkup keluarga tapi sudah merambah di lingkup manapun.

Untuk menjaga keseimbangan yang sehat antara teknologi dan interaksi sosial dalam keluarga dan lingkup lain yang lebih luas, penting untuk berkomunikasi terbuka tentang dampak phubbing dan menciptakan waktu berkualitas tanpa gangguan teknologi.

Mari bijak memanfaatkan teknologi.

Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun