Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pasrah dan Ikhlas

13 April 2021   23:16 Diperbarui: 14 April 2021   00:00 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku pernah berjanji padamu
Jika suatu saat aku tidak ditakdirkan bersanding denganmu, aku tidak akan menceritakan semua hal tentangmu pada orang lain
Tetapi aku juga tidak berjanji akan menghapus dan membuang semua tulisanku tentangmu

Setelah pernah kehilanganmu,
Aku meminta maaf, karena aku telah memaksa Tuhan untuk mengembalikanmu padaku

Aku tidak bisa berterus terang padamu mengenai apa mauku
Aku hanya bisa meminta segalanya pada Tuhanku

Maafkan aku
Aku selalu merepotkanmu
Aku selalu mengganggumu
Aku selalu menghabiskan banyak tenaga dan waktumu

Saat ini aku mencoba untuk mendiamkanmu
Bukan karena ada apa apa
Aku lebih suka menunggu
Daripada mengganggu

Jika kau benar mencintaiku
Kau pasti juga akan mencari ku
Kau pasti akan kembali menghubungiku
Meski kutau, sudah 2 hari ini kau menghilang dan tak mencari ku

Aku hanya bisa sesekali melihat segala akun media sosialmu
Sekedar melihat kau sedang aktif atau tidak
Nampaknya kau terlihat baik baik saja tanpaku
Sedangkan aku?

Aku tak tau bagaimana cara mengisi kehampaan hidupku karena harus melakukan segala hal tanpamu
Aku memang begitu bergantung padamu
Karena aku telah menyangkutkan segala hidupku dengan mu

Namun aku sadar, aku tidak bisa terus menerus seegois ini
Tidak semua hal harus bersangkutan denganmu
Kau punya duniamu
Kau berhak bahagia dengan segala pilihanmu
Tapi sejujurnya, aku sangat merasa kurang saat tiada kamu dalam hari hariku

Merindukanmu sewajarnya
Mengingatmu seperlunya
Dan merelakan mu seutuhnya
Hal yang sangat sulit untuk bisa kulakukan

Aku rindu bertelfonan hingga kita sama sama tertidur
Sekedar membicarakan hal tak perlu
Mendengarkan musik bersama
Berbagi keluh kesah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun