Sesekali ia tersenyum getir.
Menyaksikan kamp pengungsian berubah menjadi puing.
Kepulan asap pekat membumbung di udara.
Laksana halilintar menyambar.
Membakar segala harapan.
"Aman katamu?
Kata siapa?" tanya Fatima dengan suara lantang.
Tak ada sejengkal pun tempat yang aman di sini.
Meski milik PBB sekalipun.
"Lantas, ke mana kita akan berlindung?
Astagfirullah...Allahu Akbar ...!!! pekiknya lantang sambil menyeka pelupuk matanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!