Mohon tunggu...
irwan samad
irwan samad Mohon Tunggu... Guru

Gemar membahas isu-isu aktual tentang sosial budaya, politik, humaniora dan karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Boneka Kayu Dari Gaza

11 September 2025   10:35 Diperbarui: 11 September 2025   09:37 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siang yang malang.

Paras Fatima tampak gamang.

Berdiri tergopoh menengadah ke langit kelam.

Cahayanya redup tak lagi pernah terang benderang.

Berkilau pun ia enggan.

Lingkungan kini tak lagi ramah semenjak kecamuk perang.[1] 

Menebarkan aroma bangkai dan serpihan selongsong misil kematian.

Hati kecilnya pun remuk redam diterjang badai perang.

Bak padang tandus nan gersang.

 

Tak ada air bersih untuk sekadar mengusir dahaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun