Di tengah hiruk-pikuk perkotaan, gerakan komunitas seringkali lahir dari keresahan warga yang merasa ruang hidup mereka kian terhimpit masalah. All Salam hadir sebagai jawaban atas kegelisahan itu---dimulai dari isu sampah yang menumpuk, drainase yang tersumbat, hingga keresahan akan hilangnya semangat gotong royong di lingkungan. Bukan organisasi besar dengan modal besar, All Salam tumbuh organik dari obrolan ringan, kerja kolektif, dan kepercayaan antarwarga. Inilah yang membuatnya berbeda: bukan gerakan dari luar, melainkan inisiatif yang lahir dari bawah, dengan logika sederhana namun berdampak nyata.
All Salam merupakan Aliansi Keselarasan Alam yang menjadi semacam simpul yang menyatukan berbagai aksi lingkungan di Kota Depok. Aliansi ini mengintegrasikan keinginan warga biasa yang tergerak ikut kerja bakti, atau pemuda yang mencari ruang aktualisasi. Bisa juga menaungi pengembangan potensi sampah menjadi ekonomi sirkular yang menguntungkan. Bahkan, All Salam juga mengakomodasi akademisi maupun pegiat lingkungan yang melihat potensi kolaborasi.Â
Jaringan ini membuat All Salam menjelma sebagai komunitas lingkungan sekaligus wadah pemberdayaan sosial. Ruang lingkupnya melebar ke isu literasi, pangan, hingga kesehatan mental warga kota. Semua itu terhubung dalam semangat membangun lingkungan sehat dan berdaya.
Baca juga:
Merdeka tapi Masih di Jajah Sampah
Menariknya, All Salam tidak menggunakan pendekatan konfrontatif terhadap pemerintah maupun pihak swasta. Gerakan ini memilih jalan kolaborasi, menegosiasikan gagasan dengan cara yang inklusif dan mengundang partisipasi. Dengan begitu, All Salam hadir sebagai mitra potensial dalam mengatasi masalah bersama. Strategi ini menunjukkan kecerdikan dalam membaca konteks sosial-politik perkotaan, sehingga All Salam bisa tetap tumbuh tanpa banyak hambatan.
Kekuatan utama gerakan komunitas ini terletak pada simbol dan narasi. Nama "All Salam" sendiri menyiratkan kedamaian, keterhubungan, dan inklusivitas. Bagi warga, kata salam adalah bahasa sehari-hari yang penuh makna: menyapa, mendoakan, dan menghubungkan. Ketika nama ini dipilih, seolah-olah All Salam ingin menegaskan bahwa setiap aksi sosialnya adalah bentuk salam bagi lingkungan, salam bagi generasi, dan salam bagi masa depan yang lebih baik. Identitas ini memperkuat daya tarik gerakan di tengah masyarakat urban yang sering terpecah.
Dengan karakter semacam ini, All Salam berhasil mengisi celah yang sering kosong: ruang perjumpaan warga untuk mengorganisasi diri, berbicara dari hati ke hati, dan bersama-sama mengerjakan sesuatu yang konkret. Maka tak heran jika banyak orang menyebutnya sebagai komunitas sekaligus ekosistem sosial yang terus berkembang.
All Salam sebagai Media Komunikasi: Dari Video ke Podcast