Perjalanan All Salam sebagai gerakan sosial menemukan momentum baru ketika ia memanfaatkan media digital. Di tengah era ketika informasi lebih cepat dikonsumsi melalui visual dan audio, All Salam menyadari bahwa kampanye hanya akan bertahan jika punya medium komunikasi yang relevan. Dari situlah lahir gagasan untuk mengembangkan konten video dan podcast, bukan sekadar dokumentasi kegiatan, melainkan sarana edukasi publik.
Video yang diproduksi All Salam biasanya sederhana, menampilkan wajah-wajah warga, aksi gotong royong, atau percakapan santai tentang isu lingkungan. Namun kesederhanaan itu justru menjadi kekuatan: warga bisa melihat dirinya sendiri dalam konten tersebut. Tidak ada jarak antara yang ditampilkan dengan yang menonton. Berbeda dengan iklan pemerintah yang sering terasa formal, video All Salam membawa nuansa humanis, membumi, dan menggerakkan. Ia seperti cermin sosial yang mengingatkan warga bahwa mereka bagian dari solusi.
Podcast menjadi bentuk komunikasi lain yang menambah kedalaman. Jika video bersifat visual dan cepat, maka podcast memberi ruang kontemplasi. Dalam format audio ini, All Salam mengundang narasumber: warga yang bercerita soal perjuangan sehari-hari, pegiat lingkungan yang membagikan pengetahuan, hingga tokoh agama atau budaya yang memberi perspektif moral. Percakapan ini tidak kaku, lebih mirip obrolan warung kopi yang bisa didengar sambil beraktivitas. Namun justru di situlah letak kekuatannya---pesan edukasi hadir tanpa terasa menggurui.
Baca juga:
Merdeka dari Sampah: Ketika Samah menjadi Simbol Penjajahan Baru
Lewat video dan podcast, All Salam memosisikan diri sebagai komunitas aksi sekaligus media yang menyebarkan gagasan. Strategi ini memberi keuntungan ganda. Pertama, konten bisa diakses lebih luas, bahkan oleh orang yang tidak hadir dalam kegiatan langsung. Kedua, media ini menjadi arsip sosial yang merekam dinamika warga dan bisa menjadi bahan belajar generasi berikutnya. Dengan kata lain, All Salam berhasil menggabungkan fungsi gerakan dan fungsi media secara organik.
Transformasi ini menunjukkan bahwa All Salam memahami pentingnya narasi dalam gerakan sosial. Aktivitas yang nyata di lapangan harus ditranslasikan ke dalam medium komunikasi agar gaungnya tidak hilang. Inilah cara agar sebuah komunitas kecil bisa memiliki dampak besar, bukan hanya di lingkup lokal tetapi juga dalam percakapan publik yang lebih luas.
Sinergi Gerakan dan Media: Strategi Memperluas Dampak
Jika ditarik benang merah, kekuatan All Salam terletak pada sinergi antara gerakan komunitas dan fungsi medianya. Gerakan memberi energi, media memberi amplifikasi. Tanpa gerakan nyata, konten hanya akan menjadi kampanye kosong. Sebaliknya, tanpa media, aksi lapangan sering berakhir di tempat dan tidak memberi inspirasi lebih jauh. All Salam menggabungkan keduanya dengan luwes.
Contohnya, ketika isu "Depok darurat sampah" menjadi problem kolektif warga kota, All Salam mengedukasi pentingnya mencegah tumpukan sampah dengan gerakan pilah sampah melalui video dan podcast. Konten video tersebut bisa menginspirasi komunitas lain untuk melakukan hal serupa di tempatnya masing-masing. Dengan begitu, dampak sosial tidak terbatas pada lingkup lokal, melainkan bergulir ke ranah yang lebih luas.