Ketiga, terjadinya penurunan konsumsi masyarakat dan juga menurunnya tabungan masyarakat di perbankan dan lembaga keuangan lainnya.Â
Hal tersebut sebagai konsekuensi dari naiknya tingkat inflasi yang tentu akan menggerus daya beli masyarakat. Ini berarti pendapatan riil masyarakat menurun.Â
Keempat, dampak lanjutan dari penurunan tabungan masyarakat dalam perbankan nasional adalah berkurangnya investasi.
Seperti diketahui, tabungan masyarakat memiliki peran strategis dalam mendukung aktivitas investasi, karena oleh bank akan disalurkan sebagai kredit pada pelaku usaha.Â
Kalau jumlah tabungan menurun dalam sistem perbankan, sumber dana untuk investasi pun menurun. Hal ini berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Kelima, penurunan investasi berpotensi memicu terjadinya kenaikan tingkat pengangguran, karena kegiatan usaha akan melambat atau bahkan ada yang terhenti.Â
Dengan demikian, akan muncul kondisi berkurangnya lapangan kerja dan meningkatnya jumlah pengangguran dengan segala akibat sosial dan ekonominya.Â
Keenam, defisit anggaran yang terus menerus berkemungkinan besar akan meningkatkan jumlah utang pemerintah.Â
Soalnya, pemerintah tentu akan mencari sumber pembiayaan tambahan melalui utang, baik utang dari dalam negeri maupun luar negeri. Akhirnya, akumulasi utang semakin besar dari tahun ke tahun.Â
Kenaikan utang tersebut akan menambah beban pembayaran bunga dan cicilan pokok yang harus dilakukan pemerintah.
Selain itu, karena pengembalian utang sesuai perjanjian dengan kreditur harus diprioritaskan, alokasi anggaran untuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, bisa jadi akan berkurang.Â