Mohon tunggu...
Irwan Japaruddin
Irwan Japaruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life Long Leraning

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

IMM Inisiator Gerakan Mahasiswa untuk Mewujudkan Reformasi Jilid II

7 Desember 2022   20:45 Diperbarui: 7 Desember 2022   21:09 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimana nabi harun yang ditugaskan mendampingi musa untuk melawan raja zolim Firaun. Karena Nabi Harun yang mempunyai kepiawaian dalam berbicara. Maka untuk melawan Firaun ia bertugas membuat petisi, argumentasi dan resistensi sitemik untuk mendelegitimasi kekuasaan firaun yang hampir tanpa batas. Karena kecerdasannya dalam menyampaikan pandangan  dalam bentuk tulisan dan lisan ia tujukan untuk mempengaruhi keputusan-keputusan politik. Hal ini sangat relevan sebagaimana penulis yang telah paparkan diatas. Bahwa propaganda perlawanan melalui ruang-ruang intelektual seperti kajian, diskusi dll harus diterus dilakukan. Dengan catatan harus masif dan tertruktur

2. Model pendidikan Kritis Musa: Exodus

Musa adalah seorang nabi yang sangat masyur karena upaya persuasif yang tak kenal lelah berhadapan dengan kekuatan kemaruk kuasa yang direfsentasikan oleh tokoh Firaun. Musa yang memilih keluar dari tekanan politik firaun dan memilih bersama rakyatnya untuk membangun ruang kesadaran perlawanan atas penindasan yang dialami. Gerakan musa ini mencoba meningkatkan kesadaran kritis masyarakat sipil melalui pendidikan popular dan penelitian partisipatoris disamping melakukan tranformasi organisasi. Ini bisa dilakukan IMM dengan terus berada ditengah-tengah rakyat untuk melakukan pendidikan hak-hak rakyat itu sendiri.

3. Model Partispatoris Nabi Muhammad

Nabi Muhammad adalah tipikal nabi yang memiliki beberapa karakter perjuangan sekaligus : yakni menentang ketidakadilan dan penindasan terhadap kaum papa dalam masyarakat, membangun pola hidup sederhana sebagai budaya tandingan (counter culture) atas hedonism dan konsumtivisme dan hidup bersama orang miskin dan tertindas. Karakter pertama, menentang ketidakadilan sosial dan penindasan dengan spirit agama. Kedua, tawaran sistem yang berkeadilan dan beradab. 

Ketiga partisipasi dalam aksi dan praksis perjuangan melawan penindasan dan ketidakadilan sosial. Hal ini sebenarnya penulis lihat sebagian telah berada ditubuh ikatan namun yang masih menjadi tugas bersama adalah membumikan disemua level kader.

Meminjam pemikiran Gramsci yang menjadi pekerjaan bersama hari ini kader IMM adalah menerapkan  bios theoritikos yakni memadukan antara kemampuan berwacana dengan praksis pembebasan dan revolusi.

Maka untuk mewujudkan IMM sebagai inisiator gerakan mahasiswa sehingga reformasi jilid II bisa lakukan IMM harus melakukan sebagai berikut :

1. Pembumian trilogi ikatan dan trilogi kompetensi

Ini merupakan pondasi dasar yang harus dilakukan dan dimiliki oleh semua kader di semua level. Mulai Komisariat, Cabang, DPD hingga DPP. Sebab tidak ada sejarah satu gerakan besar bisa terjadi tanpa didasari dengan basis pemikiran dan wacana yang besar pula

2.  Wacana reformasi secara masif dan terstruktur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun