Mohon tunggu...
Irwan Japaruddin
Irwan Japaruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life Long Leraning

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

IMM Inisiator Gerakan Mahasiswa untuk Mewujudkan Reformasi Jilid II

7 Desember 2022   20:45 Diperbarui: 7 Desember 2022   21:09 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal ideologi setidaknya ada dua yang menjadi catatatan penting. Pertama bicara soal narasi dan kedua soal metodologi perjuangan. Menurut saya ini juga yang masih menjadi persoalan serius sebab ini nantinya  akan mempengaruhi militansi massa aksi dalam berjuang. Akibatnya, gerakan yang dibangun tanpa basis ideology yang kuat akan mengakibatkan gerakan itu mudah untuk dipatahkan. Dan ini yang terlihat digerakan mahasiwa saat ini. ada kecenderungan gerakan dibangun atas yuforia media sosial seperti tik-tok, Instagram, facebook dll.

4. Politik praktis

Ini juga jadi persoalan serius ditubuh gerakan mahasiswa. Tidak sedikit kita mendapati gerakan mahasiswa hanya bungkus atas nama rakyat tetapi pada akhirnya gerakan transaksional. Ada banyak variabel yang mengakibatkan ini semua terjadi tentu tidak terlepas persoalan lainnya. Diantara yang paling terlihat adalah sahwat kepentingan kekuasaan dan materi dari cukon-cukong oligarki. Bahkan lumrah kita mendengar suatu gerakan mahasiswa bukan betul-betul untuk rakyat tetapi aksi untuk memuluskan kepentingan kelompok tertentu. Ini berakar dari kecelakaan berfikir pragmatisme yang menjelma menjadi transaksional. Apapun yang dilakukan harus seketika itu pula hasilnya harus bisa diukur.

5.  Gerakan ekslusif dan sektarian

Fenomena ini juga lumrah dalam potret gerakan mahasiswa. Semuanya mengklaim atas nama rakyat, bangsa dan negara tapi pada akhirnya untuk kepentingan eksistensi bendera masing-masing. Bahkan tak jarang kita temui katanya atas nama bangsa dan negara tapi sesama mahasiswa saling serang. Bahkan sering juga ditemui akibat perbedaan bendera ruang konsolidasi menjadi kacau tapi katanya demi bangsa dan negara. Ini semua berangkat dari akar masalah ekslusivitas dan sektarian baik dalam berfikir maupun bertindak. Jelas ini menjadi masalah besar dalam tubuh gerakan mahasiwa. Sebab sejarah bangsa ini didirikan syaratnya adalah persatuan dan syarat persatuan harus ada perbedaan.

6. Gerakan tidak terkonsolidasi secara tertruktur dan masif dalam skala nasional

Persolan ini juga tak kalah serius dengan persoalan sebelumnya. Gerakan mahasiswa hari ini selain ekslusif dan juga sektarian juga tidak terkonsolidasi secara tertruktur dan masif. Itu bisa dilacak dengan aks-aksi dalam menyikapi persoalan kebangsaan. Kita lihat aksi nasional, mereka sibuk dengan lingkaran mereka masing-masing. Begitupun di daerah mereka sibuk dengan kelompok masing-masing. Padahal katanya ini semua untuk bangsa dan negara. Sehingga ini pula yang mengakibatkan gerakan hari seolah-olah premature. 

Padahal kalau misalkan kita lacak keberhasilan gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang berhasil menumbangkan rezim otoriter Presiden Soeharto, mereka berhasil melakukan reformasi karena gerakan mahasiswa saat itu masif dan tertruktur mulai dari daerah hingga nasional. Didukung basis massa yang digerakkan dengan ideology sehingga betul-betul total dalam bergerak.

Berangkat dari potret realitas yang telah dipaparkan diatas bahwa ada sejumlah persoalan serius dalam tubuh gerakan mahasiswa yang harusnya terus konsisten dan komitmen mengawal perayaan kemerdekaan dari tahun ke tahun sehinga terus berada dijalan yang lurus. Menyikapi persoalan tersebut  Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) harus mampu menjadi organisasi inklusif sehingga bisa menjadi motor dan inisiator reformulasi gerakan  mahasiswa bukan hanya di internal IMM tapi dari berbagai latar belakang organisasi.

Gerakan mahasiswa yang begitu sentral dalam mengawal persoalan kebangsaan.  Oleh karenanya gerakan mahasiswa harus terus dijaga dan dirawat. Sebagai Organisasi Kepemudaan (OKP) baik secara historis bertanggung jawab dalam gerakan mahasiswa terlebih pada basis ideology IMM. 

Itulah sebabnya penulis merasa tertarik dan tertantang untuk membuat karya tulis dengan judul     "IMM Sebagai Inisiator Gerakan Mahasiswa  Untuk Mewujudkan Reformasi Jilid II" sebab memang persoalan kebangsaan Indonesia hari semakin kompleks dan sulit baik dibidang Pendidikan, Hukum, Politik, Ekonomi, Sosial dan lain-lain bahwa urgensi reformasi jilid II harus segera dilakukan yang lebih jauh akan dibahas pada pembahasan berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun