Mohon tunggu...
Irma Susanti Irsyadi
Irma Susanti Irsyadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang pecinta kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Marah yang Baik

29 Desember 2017   18:15 Diperbarui: 29 Desember 2017   18:24 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan salahkan anak kalau kemudian di dalam hatinya ia berkata, "Lah ... mendingan orangtuanya si ... ga pernah ngehina anaknya!"

Apalagi soal bagi raport. Kegiatan dua kali setahun itu jangan dijadikan ajang untuk menunjukkan kesalahan anak.

"Tuuuh kaaan ... udah dibilangin belajar, belajar  ... jadi gini kan hasilnyaaaa??!! ."

Cobaaa diingat-ingat lagi, jaman dulu kita gimanaaa. Jangan-jangan malah lebih malas dibanding anak kita.

Beban kurikulum untuk anak sekolah jaman sekarang berat loh. Ibu-ibu yang selalu memeriksa pelajaran anak-anaknya pasti tahu. Apalagi kalau sudah tingkat SMA, tumpukan PR sudah kayak jutaan kenangan yang enggan menghilang. Dikerjain capek, ga dikerjain malah tambah numpuk.

Saya percaya, bahwa anak-anak, asal kita motivasi dengan baik, pasti berusaha keras di sekolah. Siapa sih yang ga bangga kalau nilai raportnya bagus

Siapa sih yang ga mau dipuji oleh orangtuanya sendiri?

Semua anak mau

Masalahnya, tidak semua anak punya kecerdasan yang sama.

Ibu pikir, kalau semua cerdas matematika, lalu siapa yang jadi akuntan? Yang jadi penerjemah? Yang jadi jurnalis

Tempo hari saya baca ada orang yang menulis soal "fokus pada nilai tertinggi anak di raport" kira-kira begitu isinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun