Jangan salahkan anak kalau kemudian di dalam hatinya ia berkata, "Lah ... mendingan orangtuanya si ... ga pernah ngehina anaknya!"
Apalagi soal bagi raport. Kegiatan dua kali setahun itu jangan dijadikan ajang untuk menunjukkan kesalahan anak.
"Tuuuh kaaan ... udah dibilangin belajar, belajar  ... jadi gini kan hasilnyaaaa??!! ."
Cobaaa diingat-ingat lagi, jaman dulu kita gimanaaa. Jangan-jangan malah lebih malas dibanding anak kita.
Beban kurikulum untuk anak sekolah jaman sekarang berat loh. Ibu-ibu yang selalu memeriksa pelajaran anak-anaknya pasti tahu. Apalagi kalau sudah tingkat SMA, tumpukan PR sudah kayak jutaan kenangan yang enggan menghilang. Dikerjain capek, ga dikerjain malah tambah numpuk.
Saya percaya, bahwa anak-anak, asal kita motivasi dengan baik, pasti berusaha keras di sekolah. Siapa sih yang ga bangga kalau nilai raportnya bagus
Siapa sih yang ga mau dipuji oleh orangtuanya sendiri?
Semua anak mau
Masalahnya, tidak semua anak punya kecerdasan yang sama.
Ibu pikir, kalau semua cerdas matematika, lalu siapa yang jadi akuntan? Yang jadi penerjemah? Yang jadi jurnalis
Tempo hari saya baca ada orang yang menulis soal "fokus pada nilai tertinggi anak di raport" kira-kira begitu isinya