Ketimbang mengeluarkan kata-kata yang kelak akan saya sesali, mendingan perbanyak istighfar saja.
Marah, menurut saya adalah hak orangtua. Sebab anak juga perlu tahu bahwa dunia bergerak pada porosnya. Semua ada aturannya. To be survive, you need to follow the rules.
Tapiiii ... yang sering terlupa adalah "marah dengan baik".
Apa itu?
Marahlah dengan semestinya. Tak lebih dan tak kurang.
Katakan padanya kita tidak setuju dengan tindakannya. Tunjukkan salahnya dimana. Pakailah bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti anak.
"Mama ga suka kalau kamu pulangnya telat. Takut terjadi apa-apa. Lain kali kalau sekiranya telat, kabari dulu, biar mama ga khawatir."
Tahanlah emosi untuk tidak bilang "Jam berapa ini sekarang??? Dasar ga tau waktu ... mau jadi apa sih kamu?"
Saya tahu rasanya menahan emosi dalam kondisi begini. Sementara kita di rumah khawatir, eh anaknya malah enak-enakan aja pulang cengengesan.
Tapi Bu, Pak. Sabar yah.
Dulu juga kita seceroboh itu, se-santai itu kok. Kalau ada yang sudah bisa rapi jali dari sejak kecil, dan tidak pernah melakukan kesalahan, itu bukan anak-anak namanya.