Mohon tunggu...
Irma Muthiah Saleh
Irma Muthiah Saleh Mohon Tunggu... Guru - Guru/Hidaytullah Balikpapan

Berkebun/Agriculture

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berdamai dengan Luka

8 Juni 2022   14:52 Diperbarui: 9 Juni 2022   19:39 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketegaran mereka membuahkan hasil. Meskipun kadangkala masih ada rumor-rumor terkait suaminya dan istri barunya namun itu tidak lagi mampu mengusik pertahanan Rini. Dia mampu kembali tertawa dan mengambil peran dalam komunitasnya. Sungguh Rini telah berhasil berdamai dengan lukanya.

"Pak Arya!" seru bi Ratih yang mendengar suara majikannya lewat sambungan telpon. Bapak di mana, saya sekarang di kampung, tidak bersama ibu lagi. Istri dan anak-anak bapak sehat, Alhamdulillah. Saya pulang karena bapak saya mulai sakit-sakitan," urai bi Ratih panjang lebar.

"Assalamu 'alaikum, Rin!" sambil takut-takut Arya melangkah masuk dan mendekati wanita yang sudah lama dirindukannya.
"Abang Arya!" seru Rini kaget seolah gak percaya melihat siapa yang berdiri di depannya.

Tanpa sabar Arya bergegas meraih tubuh istrinya. Dipeluknya tubuh istrinya yang sudah beberapa bulan ditinggalkannya. Berjuta sesal menghimpit dadanya. Belum  sepatah katapun terucap dari bibirnya. Dikecup kening istrinya berulang kali seolah ingin menumpahkan segala kerinduannya selama ini.

Rini yang berdiri mematung luluh. Perlahan tangannya pun terangkat dan balas  memeluk suaminya. Tangisnya pecah. Pertahanannya runtuh. Lelaki yang dibencinya tapi sekaligus yang sangat dirindukannya kini hadir membawa sejuta rindu dan penyesalan.

"Maafkan aku Rin. Aku sungguh khilaf, mengkhianatimu yang demikian tulus mencintaiku. Aku menyesal. Aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi.  Aku telah melepaskannya dan hanya akan bersamamu."

"Mendengar kata maaf yang nampaknya  benar-benar tulus dari suaminya membuat Rini luluh. Kebenciannya perlahan sirna berganti menjadi kerinduan bertabur benih cinta yang kembali mekar setelah sekian lama berusaha dikuburnya.

Apakah kata maaf benar tulus dari dalam hati Arya atau hanya rayuan yang akan kembali membuka luka Rini?

Bersambung ... in syaa Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun