Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Mahasiswa

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kompilasi Renungan

8 Juli 2020   02:26 Diperbarui: 8 Juli 2020   02:21 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : sepositif.com

Ditengah Pemuda memainkan hedonya

Tertinggal aku dan dua kaki di atas kursi

Mengapa aku begini ?

Apa karena sejarah malam pertama?

Apa karena tuhan tak dapat melihat ?

Atau karena aku sendiri yang tak mengenal diri ?

Saat itu, mereka mengatakan "hai pelumpuh"

Betapa hancurnya hati, betapa keriputnya harapan

Yang aku rasakan:

Kali waktu menabung luka menjerat

Menelan pujian yang berkarat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun