Mohon tunggu...
Aini Farida
Aini Farida Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Hidup adalah pengabdian. Berusaha ikhlas untuk mendapat ridho Ilahi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadhan Sebagai Bahan Renungan

12 Maret 2024   19:48 Diperbarui: 12 Maret 2024   20:33 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan merupakan bulan suci bagi umat Islam yang setiap tahun kita hadapi dan kita lalui. 

Namun apakah setelah berlalu akan terlewati begitu saja? 

  

Mari kita melakukan renungan sejenak! 

Kita selalu melakukan kegiatan rutinitas dalam keseharian. Rutinitas tersebut bisa berjenjang hari, minggu, bulan dan seterusnya. Begitu juga  bulan Ramadhan merupakan putaran kegiatan yang setiap saat kita nanti. Kebermaknaan aktivitas rohani menjadi orientasi bagi umat Islam. Kewajiban berpuasa yang merupakan rukun islam keempat  tidak bisa ditawar kecuali ada beberapa hal yang menjadi uzur misal: bagi musafir,  orang yang sudah renta,  wanita hamil dan menyusui dan orang yang sedang sakit. 

Orang yang dalam kategori pengecualian tersebut sudah semestinya harus menanggung konskuensi  yakni mengganti di hari lain dan atau membayar fidyah.Hal tersebut dilakukan berdasarkan keberlanjutan kemungkinan kondisi kesehatan.  

Kendala apapun yang kita hadapi sudah barang tentu tidak mengurangi ibadah kita di bulan Ramadhan dengan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah lainnya untuk memperkuat benteng pertahanan keimanan. Tanpa aktivitas itupun sebenarnya tidak masalah yang penting sudah gugur kewajiban. Namun perasaan hambar akan terasa, jika kita ibaratkan menikmati hidangan makan, namun kurang garam kenikmatan itu hilang. 

Kesempatan emas yang tidak bisa kita ulang. Begitu mulianya keutamaan bulan ramadhan akankah kita Sia sia kan? Sebagaimana Sabda Rosulullah Saw: 

Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan (HR Ahmad).

Dua kutub magnet yang berlawanan,  sikap  bermalas untuk beranjak atau memaksakan diri untuk berbuat yang lebih baik dengan meningkatkan kualitas ketaqwaan. Tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk memulai sesuatu. Harus memiliki tekad yang kuat dan istiqomah untuk mendapatkan predikat lulus, dalam arti membebaskan diri dari belenggu "malas" 

Sudah menjadi kebiasaan, pada hari pertama Ramadhan intensitas ibadah begitu kuat. Pada hari kedua, ketiga dan keempat masih terjaga. Namun begitu mendekati pertengahan Ramadhan mulai terkikis semangat juang, kobaran api perlahan meredup. Suguhan menggiurkan ada didepan mata, rasa sayang tidak dinikmati. Di sekeliling kita banyak tontonan secara reflek jemari tangan meraih gadget remote televisi, Niat kita agar khusyu dan istiqomah dalam menjalankan amalan amalan sunah di bulan Ramadhan sirna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun