Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Sisi Rania

19 April 2021   22:36 Diperbarui: 20 April 2021   00:23 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi oleh penulis

"Dasar tolol! Ini itu tidak mau, kau hanya membuatku menderita"

Pendeta datang dan tiba-tiba Rania teriak tidak karuan. Semua memegang Rania dengan ketakutan. Pendeta terus membacakan alkitabnya. Rania masih saja terus berbicara tidak jelas dengan bahasanya yang tidak dimengerti. Rania menderita, Rania sakit namun tidak ada yang memahami bahwa dirinya benar-benar menginginkan Nuri hadir sebagai penyembuh jiwanya.

Kejadian tersebut sudah berlangsung selama hampir empat bulan setalah kepergian Nuri. Setelah diberikan obat-obatan, akhirnya kondisi Rania membaik. Seorang Psikiater telah mendiagnosis bahwa Nuri mengidap Piskosis akut. Rania beranggapan bahwa kadang Nuri bersama dirinya dalam satu tubuh yang bersamaan. Rania menganggap bahwa Nuri adalah tulang rusuknya yang kadang dia patahkan sendiri. Sampai-sampai Rania pernah terbaring seharian akibat dia membenamkan dirinya dalam kubangan lumpur saat musim hujan, kemudian berenang bersama para babi dan menyebut nama Nuri. Sejak peristiwa itu Rania mendekap dalam penjara kamarnya selama lima hari, tanpa udara dan cahaya matahari yang menembus kulitnya. Pada hari terakhir Rania dikurung di kamarnya, kulitnya berdarah-darah, lengannya dicakar-cakar olehnya sendiri dan tetap meneriaki Nuri sang kekasih hatinya.

Sekarang hari dimana Nuri meninggal. Selama ia meninggal, Rania tidak pernah memuluk kuburannya karena bangkai Nuri sudah habis dimakan ikan-ikan buas pasifik. Pada hari sebelum kejadian tenggelamnya kapal yang ditumpangi Nuri, dari Pasifik ia sempat mengabari kepada Rania dan berjanji bahwa setelah sampai di pelabuhan dia akan langsung menggedor rumah Rania dan melamarnya di depan Ibu, Bibi Jay serta keluarga Rania yang lain. Hanya selang beberapa menit saja setelah Nuri menelepon Rania, kapal itu diterkam badai. Beritanya sampai ke rumah-rumah di Selandia Baru. Ada sebuah kapal besar diterkam badai di Samudera Pasifik. Kala itu Rania telah mengandung anak dari Nuri, kematian Nuri membuat Rania saat itu mencoba melakukan percobaan bunuh diri dengan menggunakan fermentasi kimia dari jamur ajaib. Ia konsumsi 1 Kg jamur mentah sendirian dan dengan minuman alkohol. Satu hari tergeletak di kasur dengan darah-darah bercucuran disekitar tubuhnya, serta busa yang keluar dari mulutnya. Bibi Jay yang melihat kondisi Rania pun langsung membawanya ke klinik terdekat dan langsung mendapatkan pengobatan. Rania menggugurkan anaknya, seorang anak dari Nuri. Kekasih yang mati diterkam badai di Pasifik.

Hari ini ia berencana membuat kuburan untuk Nuri, dekat kandang babi miliknya. Ia beri nama nisan itu dengan nama Nuri Kekasihku. Ditaburi kuburan itu dengan bunga, air serta kayu salib. Rania cukup waras untuk hal demikian, dia berdoa atas nama Tuhan untuk Nuri. Kuburan kosong atas nama Nuri akan diperingati dan diziarahi oleh Rania. Bibi Jay yang menemani Rania sudah tua dan kasian melihat Rania terus menderita karena cintanya yang pupus serta harapannya yang diterkam badai. Pasifik akan terus dipuja dalam hidupnya sebagai pelaksana penderitaan hidup Rania.

Kuburan Nuri sudah menghijau, pinggirannya dihiasi batu-batuan yang cantik. Hampir setiap hari, Rania selalu membersihkan dan memberi doa kepada kuburan Nuri. Doa yang Rania panjatkan adalah doa kebahagiaan kelak ditempat yang entah apa namanya. Hanya bersama Nuri, menjadi burung-burung yang bisa terbang, menjadi ikan-ikan yang berenang mengikuti arus serta menjadi angin. Rania akan selalu bersama Nuri, begitupun Nuri. Sambil membersihkan kuburan, Rania berdendang dan menari-nari. Raut majahnya bahagia. Terdengar teriakan dari dalam rumah yang memanggil Rania kencang. Oh, itu ternyata Bibi Jay. Dia pasti sedang memasak babi, pasti akan ada pesta di rumah Rania kali ini. Hari ini adalah perayaan ulang tahun Kilkis, adik laki-laki Rania yang baru saja masuk sekolah dasar.

"Iya bibi, Jay sebentar." Rania pun langsung menghentikan aktivitasnya dan langsung menuju dapur.

"Ada apa bibi, Jay?" Tanya Rania.

"Kilkis, dia belum pulang dari sekolahnya. Nanti kalau sudah pulang kau ajak dia pergi ke tukang cukur ya. Nanti malam akan ada pesta besar di keluarga ini. Kau juga harus cantik, ada yang ingin bertemu denganmu, Rania". Bibi Jay sambil memotong-motong babi.

"Baik, bi. Tapi siapa yang akan datang dan menemuiku?" Tanya Rania.

"Dia adalah ponakan dari Pak Pendeta Kuwis, baru saja pulang dari Selandia." Jawab bibi Jay.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun