Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cincin tak Dipanggil, Hilang tanpa Pamit

11 Mei 2024   20:46 Diperbarui: 12 Mei 2024   04:28 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Pixabay.com

Merasa putus asa dan lelah mencari, dia duduk di tangga taman. Dia melepas topinya dan membentangkan kedua tangan ke belakang. Kulihat sepertinya dia haus. Namun saat kutawarkan minum air kelapa muda yang kupesan, dia menolak.

"Aku sudah mencari dari tadi, Dik,"

"Cari apa?" tanyaku.

"Sebuah cincin."

Aku berdiri dan mencoba membantunya mencari di sekitar tempatku berada. Sudah bolak balik namun tak ketemu juga.

"Wanita yang ingin kulamar tadi melemparkan cincin itu," ujarnya sambil tertunduk lesu.


"Dia menolak nikah denganku," lanjutnya.

Bapakku tiba-tiba datang menghampiri. Aku bercerita dan berharap dia membantu mencari karena dia adalah seorang sandro, orang yang dianggap sakti.

"Percuma dicari, cincin itu belum dibuang," kata bapakku.

"Dia buang, Pak, aku melihatnya dibuang," kilah pemuda itu.

Seperti biasa, bapak tak banyak omong.  Dia pergi meninggalkan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun