Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Dosen - STKIP Paracendekia NW Sumbawa

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malin Oh Maling

8 April 2024   18:51 Diperbarui: 8 April 2024   19:16 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Brilio.net

Kau, Malin kah?
Baju yang kau pakai seperti saudagar kaya.
Kapal yang kau layari juga menjulang tinggi.
Tapi, sepertinya bukan.
Harta Malin melimpah dari jerih payahnya.
Hartamu, darimana?
Katanya dari ibumu, Ibu Pertiwi.
Lupa, ibu yang membesarkanmu dari kecil.
Tanpa ayah.
Kau pasti Maling bukan Malin.
Kau lebih durhaka.
Tapi kenapa kau belum dikutuk jadi batu?
Ah, ibumu sepertinya sedang banyak masalah.
Mungkin dia lupa.
Anak-anaknya belum dewasa semua.
Ada yang tidak bisa membaca,
Masih bodoh.
Nanti, kalau ibumu sudah menyumpah,
mintalah kutukan jadi permata setidaknya jadi timah.
Ibumu harus bayar hutangnya dimana-mana.
Ingat, jangan mati sia-sia.
Jangan kalah dengan sampah yang masih berguna.
Tak perlu jadi Malin hanya untuk bersujud sembah.

Sumbawa, 08 April 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun