"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS Al Baqarah : 30)
Untuk memulai menulis Tema "Diet Sampah Saat Ramadan", saya langsung teringat dengan firman Allah diatas yaitu QS Al Baqarah ayat 30. Dimana Allah memberitakukan kepada malaikat bahwa ia ingin menciptakan seorang kalifah dimuka bumi ini yaitu manusia.
Malaikat pun tahu bahwa manusia hanya bisa merusak dan melakukan pertumpahan darah diatas muka bumi nantinya. Tapi Allah masih tidak mau kalah karena ia yakin bahwa ia Maha Tahu dari segalanya. Malaikat pun diam dan tidak mau lagi berdebat dengan sang penciptanya.
Sungguh ini sebuah percakapan yang sangat besar maknanya untuk kita resapi dan maknai jika kita paham akan maksud tujuan manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi ini. Tapi apa yang kita lihat saat ini ? sungguh miris karena apa yang ditakutkan oleh malaikat pun terjadi sekarang dan sebelumnya tanpa henti.
Sampah dan pertumpahan darah ada dimana-mana
Kita bisa melihat disekitar lingkungan yang ada, begitu banyak sampah bertebaran dimana-mana tanpa peduli untuk mengambil sikap yang kongkrit untuk menanggulanginya. Semua merasa tidak peduli lagi akan kebersihan disekitarnya.
Padahal kebersihan merupakan sebagian dari iman. Sebagaimana Nabi Muhammad pernah bersabda, "Sesungguhnya kebersihan itu sebagian dari iman.". apakah kita peduli dengan itu ? 90% dari manusia banyak yang tidak peduli melainkan bersikap bodo amat. Tambah lagi itu bukan urusan kita karena sudah ada bagian yang mengurus hal tersebut.
Sungguh miris emang tapi itulah realitanya sekarang yang bisa kita lihat dengan jelas. Begitu banyak berita tentang sampah yang berseliweran di beranda media sosial kita. Ingat dengan Pandawara Group, sekumpulan anak-anak muda yang peduli terhadap lingkungan. Kita bisa melihat sendiri konten yang dibuat mereka sungguh menyakitkan dan nyata adanya. Sampah ada dimana-mana.
Selain itu, pertumpahan darah pun ada di mana-mana, baik itu didalam negeri maupun luar negeri. Kita bisa melihat dan mendengar sendiri berita tentang kejamnya zionis Israel yang menhancurkan etnis orang asli Palestina dibunuh seperti hewa yang tidak ada apa-apanya. Mereka diperlakukan tidak adil, hingga sekarang penindasan pun terus terjadi dan marak kita lihat didalam media baik itu nasional maupun internasional.
Ditambah lagi bukti-bukti nyata dari sikap pemerintah Israel yang mau melakukan geosinida terhadap rakyat Palestina. Begitu banyak korban yang mati sia-sia, darah ada dimana-mana dan etiap harinya selalu saja ada korban yang berjatuhan , baik luka-luka hingga meninggal dunia.
Apa yang bisa kita perbuat dengan segala macam permasalahan yang ada ? kita hanya bisa berdoa dan melakukan hal-hal kecil yang memiliki dampak besar untuk orang-orang yang ada disekitar kita dan berdampak besar untuk dunia juga.
Kita bisa melihat sendirikan, apa yang ditakutkan oleh malaikat benar ada dan terpampang nyata di dalam kehiduapn kita. Kita yang diharapkan untuk sebagai khalifah dimuka bumi ini, malah sangat mengecewakan dan berdosa besar luar biasanya.
Sikap kita terhadap sampah
Kita sebagai manusia yang berakal dan memiliki kasta tertinggi sebagai ciptaan dari Tuhan sebagai makluk sempurna dari ciptaan yang lainnya. Jangan mudah untuk mengambil sikap bodoh dan terjatuh apda lobang yang sama.
Mungkin kita semua pernah melakukan buang sampah sembarangan, baik disengaja maupun tidak. Tapi tetap kita bersalah dan melakukan sebuah perbuatan yang tidak terpuji. Namun kesalahan yang pernah kita perbuat tidak boleh kita lakukan berulang lagi.
Kita harus sadar akan dampak terhadap lingkungan ketika kita buang sampah sembarangan, bukan pada tempatnya. Begitu banyak kita lihat berita tentang bencana alam yang terjadi dimana-mana, itu semua ulah dari sikap kita yang terlalu bodoh, tapi kita tetap menyangkal bahwa itu bukan ulah dari perbuatan kita.
Semua yang terjadi bukan salah kita melainkan menuduh orang lain yang harus bertanggung jawab. Sebagai contoh kita lihat banyak orang yang menyalahkan dinas kebersihan dan pemerintah. Kalo kita bisa berpikir dengan akal sehat, coba dipikir ulang deh, siapa yang salah ?
Ingatkah kalian bahwa ketika kita menunjuk satu jari kepada orang lain, ada sisa jari yang mengarah kepada kita. Lebih baik kita intropeksi diri dari apda menyalahkan orang lain apalagi menuduh orang untuk bertanggung jawab apa yang sudah terjadi.
Sikap kita harus dimulai dari hal-hal kecil dulu, yaitu buang sampah pada tempat yang telah disediakan. Hal ini dilakukan dulu dari kesadaran dari dalam diri kita, kemudian baru diingatkan kepada seluruh anggota keluarga yang ada didalamnya. Jika hal ini berjalan maka bisa ditiru oleh yang lain, sehingga menimbulkan dampak positif yang lebih besar.
Selain itu, sikap lain untuk memulai adalah ketika kita berbelanja sesuatu di supermarket atau warung, usahakan untuk membawa kantong pribadi yang dari bahan daur ulang yang sekarang banyak dibuat dan tersebar disekitar kita, dimana ramah lingkungan juga. Guna agar tidak ada lagi sampah plastik yang membuat lingkungan tercemar.
Sikap kita terhadap pertumpahan darah
Tidak ada pembenaran untuk membunuh siapa saja diatas muka bumi ini. Membunuh atau bunuh diri merupakan sebuah dosa besar yang tidak akan pernah diampuni oleh Allah Swt. Nauzubillah minzalik, jangan sampai kita memiliki pemikiran untuk melakukan apalagi membiarkan hal ini terjadi disekitar kita.
Apa yang terjadi di palestina merupakan sebuah tindakan keji yang tidak ada maafnya. Penindasan dengan kekerasan hingga menghilangkan nyawa seseorang, sungguh bukan perbuatan manusia, setan saja heran kok bisa lebih sadis dari dirinya sebagai makhluk yang durhaka kepada sang penciptanya.
Kembali kita ingat lagi apa yang ditakutkan malaikat dalam firman Allah diatas, semua terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang bisa disangkal.semua yang terjadi sudah didalam pengetahuan Allah Swt dan kembali kit abaca diakhir ayat bahwa ia maha mengetahui dari apa yang kita ketahui, percayalah bahwa semuanya ada hikmah dan pelajarannya.
Sikap apa yang bisa kita lakukan untuk saudara-saudara kita di Palestina? Sederhana saja, mendoakan, memberikan pertolongan dengan sedekah infak dan boikot segala pernak Pernik yang berhubungan dari pihak sekutu yaitu Israel.
Hal yang paling mudah bisa kita lakukan adalah berdoa kepada sang pencipta untuk saudara-saudara kita disana untuk diberikan kekuatan dan kesabaran agar semuanya bisa tetap bertahan dalam memperjuangkan haknya sebagai tuan rumah di tanahnya sendiri. Jangan pernah menyerah akrena Allah berada bersama orang-orang yang benar.
Kemudian bagi kita yang memiliki harta yang berlebih, apa salahnya untuk berbagi sebagian harta yang kita miliki untuk menolong saudara-saudara kita yang sedang berjuang untuk mempertahankan tanah kelahirannya untuk tetap tinggal disana sebagai tuan rumah, bukan sebagai orang asing dan pendatang.
Selain itu gerakan pemboikotan terhadap produk-produk yang terafiliasi ke pemerintahan Israel, guna mendukung aksi mereka dengan penyuntikan dana wara laba dari hasil penjualan produk-produk tertentu. Sungguh menyakitkan jika kita baru tahu bahwa produk yang sering kita pakai ternyata terafiliasi ke Israel.
Untuk saat ini yang sudah tau, waktunya untuk berhenti untuk tidak menggunakannya lagi. Mulailah ambil sikap yang kecil tapi memiliki dampak yang sangat luar biasa besar untuk memberhentikan aksi geosinida mereka terhadap warga asli rakyat Palestina.
Saat ini sudah terlihat sekali dampak dari aksi nyata kita didalam pemboikotan produk-produk tersebut. Banyak yang mengalami kerugian hingga tutup permanen karena roang tidak lagi menggunakan produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan setiap hari kita. Saya sangat senang sekali melihat aksi kecil bisa memiliki dampak yang sangat besar.
Sebelum menutup tlisan ini, saya berharap untuk semua pembaca Kompasiana untuk tetap konsisten dalam melakukan perbuatan baik. Jangan setengah-setengah agar hasilnya terlihat nyata dan bisa langsung kita saksikan sendiri.
Untuk permasalahan sampah, mulailah untuk intropeksi diri. Mulai dari diri sendiri dan baru mengajak ke orang lain untuk ikut serta melakukannya. Jangan hanya bisa menyuruh orang tapi kita sendiri merupakan pelaku yang tidak bertanggung jawab atas segala perbuatan yang tidak terpuji tersebut.
Salam Inspirasi, Irfan Fandi
Jambi, 14 Maret 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI