Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ikhlas Melepas (Seri Puisi Hari ini #20)

29 September 2022   12:35 Diperbarui: 29 September 2022   12:50 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri seri puisi Hari ini #20

Larut dalam rasa. Jiwa gundah dalam gejolak bara. Kesepian beku dalam ramai dunia. Terdampar sendiri dalam duka lara.

Siapa mau, sakit tapi tak terlihat. Luka tak berdarah. Tapi tersungkur. Terseok dalam ruang waktu. Kandas tersandra, disiksa neraka rasa.

Aku tak cerita, itu tak perlu. Tak perlu semua orang tahu. Aku kenapa itu urusanku. Ini duniaku. Biarkan aku selesaikan sendiri, ini caraku. Ini duniaku.

Perselisihan yang rumit. Hati ini terlanjur teriris sakit. Cinta yang mati tak tumbuh bangkit. Dipaksa pura pura baik, malah terpuruk sakit.

Hati itu muara cinta sejati. Ada janji suci dalam Hukum Illahi. Ada dosa dan pahala menanti. Urusan kita itu terus berlanjut hingga akhirat nanti.

Jika dilanggar, hidup sengsara menanti. Tak bisa direkayasa, diteruskan jauh dari berkah Illahi. Jadi sulit Rejeki. Hidup hanya sekali, untuk apa diisi beban hingga mati.

Aku bisa memaafkanmu, karena aku manusia. Tapi apa syariat Tuhan bisa ditipu dengan rekayasa. Ini soal sucinya Ikatan Cinta. Janji yang dilanggar menumbuhkan dosa. Aku tak Sudi binasa, dalam drama dusta.

Bukan aku tak bisa melepasmu. Yang sudah terjadi, akan jadi ganjalan selalu. Selingkuhmu. Alasanmu. Bukan aku, tapi hukum Tuhan yang kau anggap tak perlu. Aku tak mau hidup dalam ikatan palsu, yang membelenggu. 

Ikhlas Melepas. Kita sudah jatuh kandas. Cinta pernah ada, tapi sekarang terhempas. Dilanjutkan, hanya jadi sandiwara panas. Jangan dipermainkan. Jangan diombang ambingkan. Saatnya Ikhlas Melepas, tak perlu rekayasa yang digagas, keputusan sudah ditetapkan dengan tegas.

Malang, 29 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun