Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelukis Masa Lalu

27 Oktober 2022   11:45 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:54 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pelukis Masa Lalu, sumber foto: Vickyvsalazar dari Pinterest

Wajah nyonya Mariah berubah cerah, setidaknya dia sempat senyum sedikit sebelum mengeluarkan cat yang dipilihnya.

Kenapa dia mewarnai kanvasnya dengan cat hitam, dan bukannya hijau ketimun?

Ah ya, aku tak boleh mengkhawatirkan hasilnya. Wanita ini bukan pelukis sembarangan. Dia tahu apa yang dia inginkan.

Aku mulai menatapnya. Maksudku bukan bagaimana dia bekerja, tetapi keadaannya.

Berapa usianya?

Empat satu? Atau empat tujuh? Dia memang terlihat buruk dari penampilannya.

Kurasa rambutnya yang coklat kemerahan akan mempesona jika ditata ahlinya. Bukan sekedar dibentuk menyerupai gumpalan kertas yang salah ketik, apalagi dengan kuas kecil sebagai pengganjal, bukan?

Aneh sekali, nyonya Mariah memunggungiku sebagai modelnya. Apakah dia menciptakan imajinasi tertentu setelah beberapa menit sebelumnya menghapal pose yang kubuat?

Ah, aku tidak sempat memperhatikan dia mengambil warna apa selanjutnya. Sekarang wanita itu berkonsentrasi dengan kanvas kecil yang disandarkan ke suatu rangkaian besi usang.

Cukup lama dia fokus ke arah benda itu. Aku menunggu dia berbalik sambil menghitung jumlah otot di punggungnya.

Entah apakah dietnya terlalu ketat. Dia amat sensual dan menggairahkan karena punggungnya, bukan karena gaun hitam yang longgar di tubuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun