Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelukis Masa Lalu

27 Oktober 2022   11:45 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:54 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pelukis Masa Lalu, sumber foto: Vickyvsalazar dari Pinterest

Aku berjalan ke sudut itu. Lalu berganti baju di balik properti yang kutahu dari anyaman rotan di negara tropis. Biasanya partitur seperti ini ditemukan pada desain kantor atau lobi hotel.

"Iiih... kau lama sekali. Apa di sana banyak tikus?"

"Apa?"

"Berpose-lah seperti yang kau inginkan!" kata wanita itu.

"Good luck, Ryn!" Lana menunjukkan jempol kanannya, padahal tangan itu sedang memegang sepotong roti.

*

Aku memandangi karpet abu-abu di lantai. Sebuah lubang persegi di bagian atas, melemparkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.

Model yang akan dilukis bisa berdiri, duduk di kursi, atau mungkin juga berbaring di atas meja yang tersedia. Setidaknya itu pemahamanku.

"Cepatlah, jangan ragu begitu!"

Aku merenggut botol minuman di tangan Lana sampai dia terkaget. Dasar tukang mengoceh!

Hmm, segar juga. Sayang aku tak punya cukup waktu mengunyah roti kismis di sebelahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun