Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelukis Masa Lalu

27 Oktober 2022   11:45 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:54 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pelukis Masa Lalu, sumber foto: Vickyvsalazar dari Pinterest

Sekarang saatnya. Mulai konsentrasi.

Pertama-tama, aku akan bergaya seperti apa? 

Apakah lukisan itu nanti akan terpampang di ruang duduk dan terlihat oleh orang lain? Atau aku bisa menggantungnya di kamar berhadapan dengan jendela apartemen?

"Buat saja senyaman mungkin. Kita akan memerlukan dua jam untuk hasil yang bagus. Keluarkan perasaanmu."

Tunggu. Dua jam? Pose seperti apa? 

Itu bisa membuatku dirawat di rumah sakit karena kelelahan. Tapi mereka akan menuduhku depresi.

Mungkin seperti ini.

Aku lebih suka berdiri. Sebagian laki-laki suka melihat paha yang besar dan berotot seperti Xena.

Buka bahumu, Ryn. Willi tak suka tulang bahu yang menonjol karena posisi yang ditarik ke depan.

Ingat, bibir tipismu harus terkatup rapat dengan dagu terangkat. Keraskan rahangmu seperti saat menahan emosi karena Willi berselingkuh dengan gadis lain.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun