Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelukis Masa Lalu

27 Oktober 2022   11:45 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:54 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pelukis Masa Lalu, sumber foto: Vickyvsalazar dari Pinterest

"Selamat pagi, Nyonya. Rupanya sudah menunggu kami. Ini dia temanku yang kuceritakan, Ryn."

Wanita yang tadi duduk di kursi, beranjak mendekati meja peralatannya. Tak sepatah pun kalimat keluar dari mulutnya, tetapi matanya memperhatikanku begitu rupa.

"Hei, ayo katakan sesuatu!" Lana berbisik sambil mencubit pahaku.

"Selamat siang, Nyonya Mariah, apa kabar..."

Aku menunggu. Dia tak menyahut. Mungkin dia sedang sariawan.

Sambil menyalakan sebatang rokok, wanita itu menunjuk sekat lipat dengan tangannya. Aku tak mengerti apa yang dia maksud.

"Ayo, berganti baju di sana!"

Aku memandang temanku dengan perasaan heran.

"Seharusnya kita bisa istirahat dulu, minum teh atau makan sesuatu untuk mengganjal perut, bukan?" desisku.

Lana menunjukkan rasa gemas. Tapi kenapa?

Baiklah. Mungkin sebaiknya aku melakukan apa yang dikatakan tuan rumah. Kami datang bukan karena sebuah undangan, jadi jangan mengharap semuanya akan luar biasa. Yeah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun