Entahkah itu simbol duka? Mungkinkah helai awan terlepas abu-abu tua itu adalah tudung duka?
Misterimu kapan tersingkap? Wahai langit, senja dan Jakarta?
Dari tirai kamar karantina cuma ada cerita tentang pergimu hari ini dengan wajah ceriah merah.
Engkau menghilang dari gugusan terpisah awan-awan kecil di barat.
Menyelinap sunyi pergi tanpa pamit dari riuh duka dan harapan tentang akhir dari covid19 di negeri tercinta ini.
Mengapa engkau pergi tinggalkan kami di kamar sunyi ini?
Adakah setiamu nanti mengunjungi masa depanku?
Adakah fajar ceria dan harapanmu mengetuk jendela kamarku sekali lagi nanti?
Tolonglah, beri aku waktu. Waktu untuk mengunjungi dan menjumpai sang ibu yang tertidur dengan kata sunyi, "aku menunggumu"
Tak tahu pada siapa aku harus katakan semua rinduku hari ini.
Kutemui kamu yang paling setia menemaniku saat pagi sebagai sang fajar dan saat sore sebagai sang senja.