Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Sebuah Cita-cita

11 Agustus 2021   12:11 Diperbarui: 11 Agustus 2021   22:24 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang anak melepaskan lampion (Foto: pixel2013 Via Pixabay)

Pertandingan terhenti, karena Marwan dan Joni tengah baku hantam di lapangan. Dan aku hanya dapat menghela nafas, kemudian melangkah pulang. 

Kami tetap menang, meskipun pertandingan tidak dilanjutkan. Besok Marwan dan Joni pasti sudah baikan. Entah, kapan lagi kami bisa menang. Pikirku polos waktu itu. 

"Nek, Bapak mau pulang?" 

Aku bertanya pada Nenek. Beliau tengah menuangkan air panas ke dalam termos. Dan bila termos sudah diisi, berarti bapak akan segera pulang. 

Hanya bapak yang memerlukan air panas di rumah ini. Biasanya untuk menyeduh kopi atau teh hangat di malam hari. Menemaniku belajar seperti mandor. 

Bila kutanya soal pelajaran, beliau hanya menjawab, "Kamu kan bisa lihat di buku!" 

Sejak bayi, aku diasuh oleh Nenek. Bapak bekerja sebagai sopir truk. Dan ibu sudah lama pergi entah ke mana. Nenek pernah berkata, ibu bekerja di luar negeri dan belum bisa pulang.

Malam itu bapak datang membawa seikat rambutan. Beliau tidak pernah pulang ke rumah dengan tangan kosong. Selalu ada barang atau makanan sebagai oleh-oleh. 

Kadang aku berpikir, apakah aku kangen bapak atau menunggu buah tangan yang dibawa. 

Suatu ketika, aku bertanya pada bapak. Kenapa namaku Sugih, bukan Hasan atau David. Dan beliau berkata, "Nama adalah do'a. Dan di keluarga kita belum pernah ada yang jadi wong sugih." 

Keesokan harinya, bapak mengantarku ke sekolah. Sembari mengayuh sepeda, beliau bertanya, "Nak, apa kamu sudah punya cita-cita?" 

"Ada Pak, aku mau jadi kenek truk." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun