Mohon tunggu...
Indah budiarti
Indah budiarti Mohon Tunggu... https://www.kompasiana.com/indahbudiarti4992

Guru biasa dalam kesederhanaan. Berani mencoba selagi ada kesempatan. Menulis untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Salah Aturan Main

19 September 2023   22:46 Diperbarui: 19 September 2023   22:57 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak sebanding, Joko Sembodo seorang pengangguran, yang bayaran kontrakannya saja menunggak. Wajah tak tampan, biasa-biasa saja sedangkan Raisa? Mana ada perempuan secantik Raisa yang mau menjadikannya pacar, apalagi pasangan hidup.

Joko ingin angkat kaki dari kontrakan ini, ingin lari dari kenyataan yang belum nyata terjadi.

Tapi, akan kemana dia pergi ? Ingin pulang ke kampung halaman, dia tidak punya ongkos. Tidak mungkin baginya, menyeberang dan mengarungi lautan yang memisahkan pulau Batam dengan pulau Jawa. Jarak yang tidak dekat. Ah, Joko hanya bisa menenggelamkan wajahnya di bawah bantal dan menunggu apa yang akan terjadi besok.

          Waktu berjalan begitu cepat, Raisa telah berada di pelukan Joko. Joko begitu mencintainya, Raisa adalah perempuan yang sama yang pernah dikenalnya dulu, saat pertama bertemu di malam tahun baru. Semangatnya timbul dan membara. Melakukan pekerjaan apa saja dan mengumpulkan hasilnya. Kelak, akan dipinangnya sang permata hati, Raisa yang cantik.

          Minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Joko berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiahnya untuk meminang sang pujaan hati. Tetapi pesan whatsapp dari Raisa malam itu seketika membuat jantungnya berdegup tak karuan.

            "Mas Joko, dengan berat hati aku menyampaikan pesan ini. Permainan kartumu sudah selesai. Kamu lah pemenangnya sekarang, kamu berhak menjadi raja dan biarkan mas Arman yang memegang queen, hati, dan love aku. Terima kasih sudah mengajak aku menjadi salah satu pemain kartu-kartumu."

Joko menggaruk kepalanya yang tidak gatal, matanya menjadi nanar menatap tulisan-tulisan pada pesannya Raisa.

Joko menggulir ke atas layar handphone barunya itu, pesan Raisa muncul lagi.

            " Mas Arman sudah menceraikan istrinya, sekarang aku bisa bebas memilikinya dan memilihnya menjadi suami aku. Memang butuh bertahun-tahun untuk menjalani ini semua. Butuh proses, dan andai saja dulu kamu menolak permainan kartu dengan Mas Arman, mungkin aku tidak pernah bersama kamu, dan tidak akan pernah mendapatkan Mas Arman juga."

Di akhir pesannya, Raisa menyampaikan permintaan maaf kepada Joko, yang telah mengecewakannya selama bertahun-tahun.

SELESAI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun