n
Di dalam dunia bisnis restoran, layanan yang prima tentu paling diutamakan. Pesanan pelanggan dicatat dengan teliti, bahkan bila perlu dilakukan konfirmasi ulang.
Pelanggan pasti kecewa bila ingin makan steak, lalu yang terhidang nasi goreng  Bahkan pelanggan akan complain langsung ke manajer restoran.
Namun di Jepang ada sebuah restoran yang bernama "Restoran Salah Pesan". Restoran ini didirikan oleh Shiro Oguni, pada 2017 yang berani menentang pakem sebuah restoran.b
Restoran ini mempekerjakan orang-orang lansia yang telah mendetita demensia. Baik pria maupun wanita.
Konsep yang nyleneh ini ternyata sukses besar. Restorannya ramai, penuh gelak tawa, bukan penuh complain. Padahal 37% pesanan di restoran ini bisa salah pesan. Contohnya, pelanggan memesan steak, hidangan yang keluar adalah nasi goreng. Pesan soup yang keluar ice cream.
Pramusaji (waiter) yang lansia dan rata-rata para penderita demensia ini sering kali salah mendengar, dan salah mencatat.
Konsep restoran ini bukan untuk meremehksn atau menghina lansia, tetapi untuk memberikan pengertian atau menyadarkan kepada pelanggan untuk bersedia menghormati para lansia, dengan kekurangan yang diakibatkan dementia, yang telah menggerogoti otak manusia di masa tua.
Namun pelanggan mau mengerti dan maklum. Karena restoran ini mempekerjakan para lansia dengan tujuan, agar pelanggan menghormati orangtuanya. Orangtua yang telah melahirkan, merawat dan mendidik kita, sehingga mampu menjadi orang yang mandiri.
.
Kita wajib menghargai dan menghormati jasa baik orangtua kita, dengan bisa memaklumi kesalahan yang dilakukan oleh para lansia. Mereka masih mau bekerja, tapi apa daya penyakit demensia telah mengganggu aktivitas mereka.
Restoran ini ternyata selalu penuh, dan pengunjung merasa diingatkan rasa kepeduliannya terhadap orangtua, melalui aksi para lansia di restoran ini.
Di Jakarta, Indonesia juga sudah ada restoran yang menggunakan pramusaji lansia, contohnya Oma Cafe di Melawan, hanya konsepnya berbeda dengan yang di Jepang.
Bagaimana dengan Anda ? Sudahkah memaklumi kemunduran otak orangtua kita. Dan dengan rela merawatnya dengan penuh suka cita.